Malang Autism Summit (MAS) 2024 yang diselenggarakan di Malang Creative Center (MCC), Kota Malang, Jawa Timur, memberikan peningkatan kapasitas pola asuh terhadap anak penyandang autis kepada 3.000 peserta yang terdiri dari berbagai unsur profesi.

Clinical Director Penawar Special Learning Center Malaysia Dr Ruwinah Abdul Karim di Kota Malang, mengatakan peserta acara tidak hanya masyarakat umum, tetapi guru, dokter, hingga tenaga kesehatan.

"Ini ada 3.000 orang sampai hari ketiga sudah terdaftar, seperti guru, dokter, dan ada tenaga kesehatan," kata Ruwinah.

Pada acara itu, pihaknya turut membagikan berbagai materi terkait dalam cara mengasuh anak penyandang autis, salah satu pemberian asupan gizi yang tepat dengan meminimalkan pemberian makanan siap saji dan tinggi gula.

"Jadi lebihkan pada makanan yang bergizi, seperti buah dan sayuran. Sosis, nugget, dan kentang goreng itu tidak baik untuk anak autis," ucapnya.

Ruwina menambahkan pola asuh juga menyangkut pembatasan penggunaan gawai, dengan maksimal batas waktu selama 30 menit.

Jika tidak dikontrol, penggunaan gawai berlebih bisa mengganggu perkembangan otak anak-anak.

"Gadget itu ada blue lighting-nya, cahaya biru ini akan masuk ke mata manusia dan akan merusak syaraf yang penting. Kalau terlalu lama ini akan membuat otak tidak bekerja sepenuhnya," ucapnya.

Diharapkan melalui acara ini mampu meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat untuk lebih memahami cara mendidik anak penyandang autis dengan tepat dan benar.

"Kalau bisa juga saran saya orang tua bertemu dengan para ahli untuk mendiskusikan ketika anak terlalu berkembang dan bergantung pada gadget," katanya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024