Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono melepas ekspor perdana ikan tuna dalam kemasan kaleng ke Kanada, di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
Untuk ekspor perdana ikan tuna kaleng ke Kanada, milik PT Pasifik Masami Indonesia Banyuwangi, total produk yang sudah kontrak dengan perusahaan di negara Amerika Utara itu 10 juta dolar AS atau sekitar Rp151 miliar untuk 6 bulan ke depan.
"Kami dari sisi pemerintah terus bekerja all out dengan terus memperbaiki sistem hulunya bagaimana produksi baik, sehingga di hilir akan lebih baik dan berkelanjutan," ujar Sakti Wahyu Trenggono kepada wartawan di Banyuwangi.
Menurut Menteri Sakti Wahyu Trenggono, agar bahan baku ekspor ikan tersedia harus bisa menerapkan penangkapan ikan di laut secara terukur karena ini menjadi bagian untuk membenahi sektor hulu dan tujuannya agar supaya industri atau di hilir bisa tetap berjalan dengan baik.
"Sekarang kalau mau jujur, pastinya bahan baku kurang dan tidak mungkin mengharapkan bahan baku ikan dari Indonesia, yang pasti (kekurangan bahan baku) impor," ucapnya.
Ia juga mengungkapkan industri ikan dalam kemasan kaleng tidak hanya ada di Banyuwangi, namun ada juga di beberapa daerah lainnya juga ekspor keluar negeri.
"Kami dari pemerintah terus memberikan dukungan, karena inilah sebenarnya masa depan bangsa kita," katanya.
Hasil riset Kementerian Kelautan dan Perikanan, lanjut Menteri Sakti Wahyu Trenggono, di Kabupaten Biak (Provinsi Papua) menjadi tempat bagus untuk budidaya ikan tuna sebagai upaya memperbaiki hulu.
"Kalau Pak Aminoto (pelaku industri) ikut terjun ke hulu tidak apa-apa, tapi yang pasti biarkan kami dari pemerintah terlebih dulu melakukan uji coba," katanya.
Sementara itu, Owner/Marketting Directure PT Pasific Masami Indonesua, Sherly Indrawati mengatakan untuk kontrak awal ekspor ikan tuna kaleng ke Kanada, 10 juta dolar AS atau sekitar Rp151 miliar.
"Di luar negeri untuk pemasaran perikanan itu tak terbatas, oleh karena itu terpenting adalah bahan baku bagaimana kita harus bisa menyiasati seperti budi daya dan lainnya," katanya.
PT Pasifik Masami Indonesia di Banyuwangi ini memiliki kapasitas produksi ikan tuna kaleng dan preecooked tuna loin hingga 70 ton per hari.
Sedangkan tujuan pemasarannya, selain domestik juga ekspor ke Eropa,Asia, Timur Tengah Afrika, Amerika Utara (Kanada) dan Oceania.
Dalam kesempatan itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono juga meresmikan Unit Pengolahan Ikan PT Pasifik Masami Indonesia, di Jalan Raya Situbondo, kilometer 12 Silogiri, Desa Ketapang Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Untuk ekspor perdana ikan tuna kaleng ke Kanada, milik PT Pasifik Masami Indonesia Banyuwangi, total produk yang sudah kontrak dengan perusahaan di negara Amerika Utara itu 10 juta dolar AS atau sekitar Rp151 miliar untuk 6 bulan ke depan.
"Kami dari sisi pemerintah terus bekerja all out dengan terus memperbaiki sistem hulunya bagaimana produksi baik, sehingga di hilir akan lebih baik dan berkelanjutan," ujar Sakti Wahyu Trenggono kepada wartawan di Banyuwangi.
Menurut Menteri Sakti Wahyu Trenggono, agar bahan baku ekspor ikan tersedia harus bisa menerapkan penangkapan ikan di laut secara terukur karena ini menjadi bagian untuk membenahi sektor hulu dan tujuannya agar supaya industri atau di hilir bisa tetap berjalan dengan baik.
"Sekarang kalau mau jujur, pastinya bahan baku kurang dan tidak mungkin mengharapkan bahan baku ikan dari Indonesia, yang pasti (kekurangan bahan baku) impor," ucapnya.
Ia juga mengungkapkan industri ikan dalam kemasan kaleng tidak hanya ada di Banyuwangi, namun ada juga di beberapa daerah lainnya juga ekspor keluar negeri.
"Kami dari pemerintah terus memberikan dukungan, karena inilah sebenarnya masa depan bangsa kita," katanya.
Hasil riset Kementerian Kelautan dan Perikanan, lanjut Menteri Sakti Wahyu Trenggono, di Kabupaten Biak (Provinsi Papua) menjadi tempat bagus untuk budidaya ikan tuna sebagai upaya memperbaiki hulu.
"Kalau Pak Aminoto (pelaku industri) ikut terjun ke hulu tidak apa-apa, tapi yang pasti biarkan kami dari pemerintah terlebih dulu melakukan uji coba," katanya.
Sementara itu, Owner/Marketting Directure PT Pasific Masami Indonesua, Sherly Indrawati mengatakan untuk kontrak awal ekspor ikan tuna kaleng ke Kanada, 10 juta dolar AS atau sekitar Rp151 miliar.
"Di luar negeri untuk pemasaran perikanan itu tak terbatas, oleh karena itu terpenting adalah bahan baku bagaimana kita harus bisa menyiasati seperti budi daya dan lainnya," katanya.
PT Pasifik Masami Indonesia di Banyuwangi ini memiliki kapasitas produksi ikan tuna kaleng dan preecooked tuna loin hingga 70 ton per hari.
Sedangkan tujuan pemasarannya, selain domestik juga ekspor ke Eropa,Asia, Timur Tengah Afrika, Amerika Utara (Kanada) dan Oceania.
Dalam kesempatan itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono juga meresmikan Unit Pengolahan Ikan PT Pasifik Masami Indonesia, di Jalan Raya Situbondo, kilometer 12 Silogiri, Desa Ketapang Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024