Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur memperluas jangkauan distribusi air bersih di wilayahnya seiring bertambahnya daerah terdampak kekeringan, sebulan terakhir.
"Hujan sudah turun mengguyur sebagian wilayah Ponorogo, namun itu berpengaruh terhadap sediaan air bawah tanah kita, khususnya di daerah yang mengalami krisis air bersih," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Ponorogo, Agung Prasetyo di Ponorogo, Sabtu.
Menurutnya, kondisi hujan dua hari terakhir di Bumi Reog terjadi tidak merata kesemua wilayah. Rata rata yang diguyur hujan adalah wilayah yang tidak mengalami kekeringan.
"Hujan dua hari terakhir masih belum merata, masih di kawasan yang tidak mengalami kekeringan, seperti Ponorogo kota, Kecamatan Jenangan, dan wilayah Ponorogo Timur," katanya.
Agung juga menjelaskan jika wilayah terbaru yang mengalami kekeringan yakni di Dusun Guyangan, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung.
Dimana ada 50 KK, 137 jiwa yang membutuhkan suplai air bersih dari BPBD untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Dari yang semula 15 dusun di 15 desa, menjadi 16 dusun 15 desa, yakni Dusun Guyangan Desa Tugurejo Kecamatan Slahung," katanya.
Dirinya menambahkan, hingga kini belum ada perintah untuk penghentian droping air bersih.
Jika hujan yang terjadi belum cukup untuk mengembalikan sumber air milik warga dan memenuhi kebutuhan.
"Jadi sumber air masih belum pulih dan memang masih perlu di droping air bersih," katanya.
Sementara, dari hasil perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hujan akan mengguyur wilayah Ponorogo secara merata pada pertengahan bulan Oktober.
"Seiring turun hujan Oktober nanti, kemungkinan sumber air sudah muncul dan droping air berkurang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Hujan sudah turun mengguyur sebagian wilayah Ponorogo, namun itu berpengaruh terhadap sediaan air bawah tanah kita, khususnya di daerah yang mengalami krisis air bersih," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Ponorogo, Agung Prasetyo di Ponorogo, Sabtu.
Menurutnya, kondisi hujan dua hari terakhir di Bumi Reog terjadi tidak merata kesemua wilayah. Rata rata yang diguyur hujan adalah wilayah yang tidak mengalami kekeringan.
"Hujan dua hari terakhir masih belum merata, masih di kawasan yang tidak mengalami kekeringan, seperti Ponorogo kota, Kecamatan Jenangan, dan wilayah Ponorogo Timur," katanya.
Agung juga menjelaskan jika wilayah terbaru yang mengalami kekeringan yakni di Dusun Guyangan, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung.
Dimana ada 50 KK, 137 jiwa yang membutuhkan suplai air bersih dari BPBD untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Dari yang semula 15 dusun di 15 desa, menjadi 16 dusun 15 desa, yakni Dusun Guyangan Desa Tugurejo Kecamatan Slahung," katanya.
Dirinya menambahkan, hingga kini belum ada perintah untuk penghentian droping air bersih.
Jika hujan yang terjadi belum cukup untuk mengembalikan sumber air milik warga dan memenuhi kebutuhan.
"Jadi sumber air masih belum pulih dan memang masih perlu di droping air bersih," katanya.
Sementara, dari hasil perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hujan akan mengguyur wilayah Ponorogo secara merata pada pertengahan bulan Oktober.
"Seiring turun hujan Oktober nanti, kemungkinan sumber air sudah muncul dan droping air berkurang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024