Ribuan Mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) mengampanyekan kepedulian kesehatan mental melalui lukisan “Brainpression” pada serangkaian agenda Mastama, Ordik, Expo UKM (MOX) di kampus setempat, Sabtu.

"Brainpression adalah sebuah ekspresi yang bersumber dari isi kepala, atau yang sedang dipikirkan individu dalam situasi yang sedang dihadapi," kata Kepala Kemahasiswaan UM Surabaya Khoirul Anam di Surabaya, Sabtu.

Ribuan lukisan tersebut dibentangkan di titik kampus sebagai pengingat bahwa kesehatan mental menjadi isu yang krusial di negeri ini dan menjadi isu yang paling banyak disorot anak muda zaman sekarang.

Khoirul mengatakan bahwa mahasiswa baru UM Surabaya mayoritas adalah generasi Gen-Z yang merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012, mereka sekarang berusia 8-23 tahun, dan dalam banyak penelitian disebut, bahwa generasi Gen-Z adalah generasi yang paling rentan mengalami stres.

Berdasarkan hasil penelitian The American Art Therapy Association melakukan aktivitas kreatif selama 45 menit dapat mengurangi stres hal ini terkait dengan pengurangan kadar kortisol ketika seseorang berkegiatan seni. Ia berharap kegiatan melukis yang dilakukan ribuan mahasiswa baru memiliki dampak yang positif dalam kesehatan mental.

“Gangguan kesehatan mental yang paling banyak ditemui pada Gen Z adalah gangguan kecemasan, depresi, dan bunuh diri,” kata Khoirul.

Khoirul mengatakan Gen-Z adalah generasi yang aktif di media sosial, menjadikan platform media sosial sebagai panggung utama bagi ekspresi dan interaksi, namun, di balik gemerlapnya dunia digital, tantangan literasi digital juga mengintai.

“Meski tak selamanya buruk, perkembangan teknologi ini melahirkan dampak negatif seperti cyber bullying, adiksi terhadap media sosial dan game, serta judi online juga rentan mengganggu kesehatan jiwa Gen Z,” ujarnya.

Keberadaan media sosial, lanjut dia, menyebabkan Gen Z membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Hasilnya, mereka mengalami penurunan kepercayaan diri hingga mental yang terganggu.

Khoirul berharap aksi melukis massal ini harapannya bisa menjadi salah satu contoh mengatasi masalah kesehatan mental dengan cara murah dan bisa dilakukan dimana saja, sehingga Gen-Z bisa mengekspresikan emosi dan perasaannya.

Sementara itu Nailla Zahwa Nur Sasongko mahasiswa baru jurusan S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan dalam pyoyek sosial ini ia melukis seseorang yang depresi. Hal tersebut tergambar dengan lukisannya di bagian kepala yang ribut dan penuh.

“Jadi saya menggambarkan seseorang yang depresi dan kepalanya penuh, maba kan ya ada pusing tugas, ada masalah keluarga, hubungan dengan teman jadinya isi kepalanya jadi ribut,” ujarnya.

Menurutnya, proyek sosial hari ini berkaitan sekali dengan kondisi anak muda yang rentan dengan kesehatan mental.

Selain itu, dengan melukis ia bisa mengurangi stres karena telah menyalurkan isi hati dan unek-unek yang ada di kepala.

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024