Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang digelar di Stadion Gajayana Sabtu (21/9) berlangsung meriah. Perhelatan yang dikemas dalam acara bertajuk 'Gebyar kreasi anak dan guru TK kota Malang' mengusung tema 'Anak Terlindungi Indonesia Maju'.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Malang, Suwarjana mengatakan kegiatan ini diikuti 5.821 siswa dari sekitar 600 Taman Kanak-kanak. Sebanyak 1.750 guru turut mendampingi dan memeriahkan gelaran ini.
Terkait tema yang diusung, kata dia, anak harus terlindungi secara komprehensif, yang melibatkan para guru dan orang tua. "Perlindungan tidak hanya di sekolah tapi juga harus saat anak ada di rumah," tegas Suwarjana.
Saat di sekolah, labjut dia, anak harus diajari berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dapat memacu motoriknya, sehingga nantinya terlahir anak-anak yang ceria dan terampil.
"Pembentukan karakter anak sejak dini ini harus dilakukan dengan optimal untuk mewujudkan hal tersebut," kata Suwarjana.
Lebih jauh dia mengatakan, peran orang tua juga sangat menentukan, mau dibentuk seperti apa anak-anak kita ke depan. Tanpa peran aktif para orang tua, maka pembentukan karakter anak kurang optimal.
"Waktu anak lebih banyak di rumah daripada di sekolah. Sehingga peran orang tua sangat dominan. Melindungi anak jangan hanya dimaknai ketika orang tua mengantar dan menjemput sekolah, tapi harus lebih dari itu," tutur Suwarjana.
Yang tak kalah penting, ujar dia, anak juga harus dilindungi dari pengaruh negatif lingkungan dan media sosial yang nyaris tak terbendung. "Dengan perlindungan yang komprehensif, maka akan melahirkan generasi depan yang bermoral dan berdaya saing. Sehingga dari itu semua akan turut mewujudkan Indonesia yang lebih maju di masa yang akan datang," pungkas Suwarjana.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Malang, Suwarjana mengatakan kegiatan ini diikuti 5.821 siswa dari sekitar 600 Taman Kanak-kanak. Sebanyak 1.750 guru turut mendampingi dan memeriahkan gelaran ini.
Terkait tema yang diusung, kata dia, anak harus terlindungi secara komprehensif, yang melibatkan para guru dan orang tua. "Perlindungan tidak hanya di sekolah tapi juga harus saat anak ada di rumah," tegas Suwarjana.
Saat di sekolah, labjut dia, anak harus diajari berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dapat memacu motoriknya, sehingga nantinya terlahir anak-anak yang ceria dan terampil.
"Pembentukan karakter anak sejak dini ini harus dilakukan dengan optimal untuk mewujudkan hal tersebut," kata Suwarjana.
Lebih jauh dia mengatakan, peran orang tua juga sangat menentukan, mau dibentuk seperti apa anak-anak kita ke depan. Tanpa peran aktif para orang tua, maka pembentukan karakter anak kurang optimal.
"Waktu anak lebih banyak di rumah daripada di sekolah. Sehingga peran orang tua sangat dominan. Melindungi anak jangan hanya dimaknai ketika orang tua mengantar dan menjemput sekolah, tapi harus lebih dari itu," tutur Suwarjana.
Yang tak kalah penting, ujar dia, anak juga harus dilindungi dari pengaruh negatif lingkungan dan media sosial yang nyaris tak terbendung. "Dengan perlindungan yang komprehensif, maka akan melahirkan generasi depan yang bermoral dan berdaya saing. Sehingga dari itu semua akan turut mewujudkan Indonesia yang lebih maju di masa yang akan datang," pungkas Suwarjana.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024