Kontingen Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Jawa Tengah berbagi tujuh medali emas dalam perolehan akhir medali cabang olahraga wushu pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut.
Meski sama-sama mendulang tujuh emas, jumlah medali kontingen Jawa Timur lebih banyak dengan tujuh emas, sembilan perak, dan sembilan perunggu. Capaian tersebut menempatkan mereka pada peringkat teratas klasemen akhir.
Ketua Umum KONI Jawa Timur M Nabil mengatakan prestasi ini merupakan buah dari proses panjang para atlet dalam menjalani latihan keras pada pemusatan latihan daerah (puslatda) selama 2,5 tahun terakhir.
"Anak-anak itu latihan pagi sore, mereka juga tryout ke China, kemudian juga mendatangkan pelatih asing. Mereka melakukan ketekunan yang sungguh-sungguh," ujar Nabil.
Tujuh medali emas untuk Jawa Timur disumbang oleh Alisya Mellynar dari nomor taijiquan putri, Michael Arroll Nestor Jennings dari taolu wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putra, Jessie Djalimin di nomor taolu wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putri.
Selanjutnya, Muhammad Daffa Golden Boy di nomor taolu jianshu dan qiangshu putra, Jennifer Tjahyadi di nomor daoshu dan gunshu putri, Akbar Dwi Affandi/Nicholaus Karanka Adinugroho/Muhammad Zaki Ikbaar Ramadhan di nomor duilian putra, dan Natalie Chriselda Tanasa/Benedicta Rafaella Karolusia Prasetyo di duilian putri.
Sedangkan sembilan perak disumbang oleh Muhammad Daffa Golden Boy di nomor changquan putra, Jennifer Tjahyadi di nomor changquan putri, Rainer Reinaldy Ferdiansyah di nomor taijiquan putra, Nicholaus Karanka Adinugroho di nomor nanquan putra.
Selanjutnya, Shakira Marini Putri di nomor wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putri, Ahmad Ghifari Fuaiz di nomor jianshu dan qiangshu putra, Terrence Tjahyadi di nomor nandao dan nangun putra.
Aqila Ghaida Fuaizah di nomor nandao dan nangun putri, serta Ahmad Ghifari Fuaiz di nomor jianshu dan qiangshu putra, Ahmad Ghifari Fuaiz/Rakay Nobel Ardiansyah/Ahmad Ghozali Fuaiz di nomor duilian putra.
Adapun sembilan medali perunggu dikunci oleh Seraf Naro Siregar di nomor changquan putra, Akbar Dwi Affandi di nomor nanquan putra, Ahmad Ghozali Fuaiz di nomor nandao dan nangun putra, Alisya Mellynar di nomor taijijian putri, Rainer Reinaldy Ferdiansyah di nomor taijijian putra.
Selanjutnya, Dean Okta Triana dari sanda kelas 52kg putri, Citra Purnamasari Kusuma Ningrum dari kelas 56kg putri, Siti Yulaikah di kelas 60kg putri, dan Zulfikar Ubaidillah Riky di kelas 56kg putra.
Kontingen Sumatera Utara berada di peringkat kedua klasemen akhir dengan perolehan tujuh emas, empat perak, dan satu perunggu.
Empat emas digenggam dari nomor taolu yang disumbang oleh Nicholas di nomor taijiquan putra dan taijijian putra serta Harris Horatius di nomor nanquan putra dan taolu kombinasi nandao dan nangun putra.
Tiga medali emas sisanya diperoleh dari nomor sanda melalui Fereddy Sinaga di kelas 52kg putra, Samuel Marbun di kelas 65kg putra, dan Harry Brahmana di kelas 70kg putra.
Empat medali perak disabet oleh Elsanda Sitio di kelas 52kg putri, Elika Br Tarigan di kelas 60kg putri, Elbi Elisius Brahmana di kelas 56kg putra, dan Roberto Manik di kelas 75kg putra. Adapun satu perunggu diraih Ydris Talenta Barus di kelas 48kg putra.
Jawa Tengah menyodok ke urutan ketiga klasemen akhir medali dengan tujuh emas, tiga perak, dan tiga perunggu.
Satu medali emas disumbang oleh Alexandra Calista Setiawan dari nomor taolu taijijian putri.
Sedangkan enam emas diraup dari sanda oleh Bayu Peni Hendrasswari di kelas 48kg putri, Tharisa Dea Florentina di kelas 52kg putri, Gita Ariesta di kelas 56kg, Thania Kusumaningtyas di kelas 60kg putri, Yusuf Widianto di kelas 56kg putra, dan Puja Riyaya di kelas 75kg putr
Tiga medali perak didulang oleh Rio Noviansyach di nomor wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putra, Jessica Antonetta/Evelyn Naura Adelia/Theodora Rosa Santoso di nomor duilian putri, dan Bintang Reindra Nada Guitara dari sanda kelas 60kg putra.
Tiga perunggu Jawa Tengah dikumpulkan oleh Alexandra Calista Setiawan di nomor taijiquan putri, Bayu Raka Putra sanda kelas 65kg putra, dan M.Subeki di kelas 70kg putra.
DKI Jakarta harus puas di posisi keempat dengan torehan enam medali emas, empat perak, dan tujuh perunggu.
Enam emas tersebut disegel oleh Edgar Xavier Marvelo di nomor chanquan putra serta daoshu dan gunshu putra, Eugenia Diva Widodo di changquan putri, Patricia Geraldine di nomor jianshu dan qiangshu putri, Agni Agustine Dimonim di nomor nandao dan nangun putri, serta Jumanta di sanda kelas 60kg putra.
Sedangkan empat perak diraih oleh Salwaa Dhana Azalia di nomor taijiquan putri dan taijijian putri, Alinskha Hanamaira di nomor nanquan putri, serta Eugenia Diva Widodo dari nomor daoshu dan gunshu putri.
Tujuh perunggu untuk DKI Jakarta didulang oleh Andrea Simon di changquan putri, Agni Agustine Dimonim di nanquan putri, Ivana Beatrice L dari nomor daoshu dan gunshu putri, Keane McLaren Lee di nomor jianshu dan qiangshu putra.
Berikutnya, Carlson Sasmita dari nomor wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putra, Riki Aditia di nomor sanda kelas 52kg putra, dan Boston Siagian di kelas 56kg putra.
Kontingen Jawa Barat berada di peringkat berikutnya dengan raihan dua emas dan lima perunggu. Medali emas disumbang oleh Tasya Ayu Puspa Dewi dari nomor nanquan putri dan Ade Permana dari sanda kelas 48kg putra.
Sementara lima perunggu diamankan oleh Tasya Ayu Puspa Dewi di nomor nandao dan nangun putri, N Diana Ratna dari sanda kelas 48kg putri, Ebina Saputri Sunarya di kelas 56kg putri, Kamal Maulansyah di kelas 60kg putra, dan Iman Lesmana di kelas 75kg putra.
Raihan tiga medali perak di nomor sanda membuat Aceh merangsek ke peringkat enam klasemen akhir perolehan medali. Tiga perak tersebut diraup oleh Novriza Raihanda di kelas 48kg putri, Khairil Walidi di kelas 52kg putra, dan Rahmad Dwi Kurniawan di kelas 70kg putra.
Yogyakarta mengekor dengan raihan dua perak dan satu perunggu. Juan Hendy Irmanto menyumbang satu perak dan satu perunggu, masing-masing di nomor taijijian putra dan taijiquan putra. Sedangkan satu perak lainnya diraih oleh Muhammad Rizqi Kurniawan dari nomor daoshu dan gunshu putra.
Sumatera Selatan juga memperoleh dua perak dan satu perunggu dari nomor sanda. Medali perak disumbang oleh Rahmad Hidayat di kelas 48kg putra dan M. Akbar Rizky Dwi Putra di kelas 65kg putra, serta medali perunggu oleh Firand Andista dari kelas 75kg putra.
Urutan selanjutnya ditempati Jambi dengan satu perak dan tujuh perunggu. Satu perak diraih Melisa Try Andani dari sanda kelas 56kg putri.
Sedangkan perunggu didulang oleh Veren Aprillia dari nomor jianshu dan qiangshu putri, Sukma Tri Nur Azizah dari nomor wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putri.
Berikutnya, Candika Nugraha/Zio Catriadi di nomor duilian putra, Anastasya Astuti/Veren Aprillia/Ananda Sri Mardiana di duilian putri, Dewi Erviani di sanda kelas 48kg putri, Anggi Natalia Siahaan di kelas 60kg, dan Raymond Chan di kelas 52kg.
Bali mencuri satu perak dari dari nomor jianshu dan qiangshu putri melalui Orchyda Tsabita Phasha Rahadi. Kalimantan Timur menyusul dengan dua perunggu dari Rafi Alharist dari sanda kelas 48kg putra dan Muhammad Abian kelas 65kg putra.
Peringkat berikutnya ditempati empat provinsi dengan masing-masing meraih satu medali perunggu.
Perunggu Lampung disumbang oleh A. Zahro dari sanda kelas 52kg putri. Perunggu Maluku Utara diperoleh dari Sunan Agung Amoragam di kelas 60kg.
Melvern Liang Alianto menyumbang medali perunggu untuk Nusa Tenggara Timur di nomor daoshu dan gunshu putra, serta Handi Supriyanto mendulang perunggu untuk Sulawesi Utara di nomor sanda kelas 70kg putra.
Dengan demikian, Sebanyak 29 medali emas, 29 medali perak, dan 40 perunggu telah selesai diperebutkan oleh para atlet dari 29 nomor yang dipertandingkan.
Wakil Ketua Umum I Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) Iwan Kwok mengaku puas terhadap penampilan para atlet. Dia menilai level permainan, baik di nomor taolu maupun sanda telah meningkat, terbukti dengan banyaknya atlet muda yang meraih medali.
Dia berharap atlet-atlet yang telah berprestasi ini mampu meningkatkan kemampuan mereka agar bisa bersaing di pentas yang lebih besar.
"Untuk para atlet yang sudah mendapat medali emas agar setelah selesai dari PON ini, setelah menerima penghargaan, menerima bonus, jangan bersenang-senang dengan bonus itu. Mereka harus kembali lagi ke titik nol untuk latihan lagi karena SEA Games sudah menunggu di depan," pungkas dia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Meski sama-sama mendulang tujuh emas, jumlah medali kontingen Jawa Timur lebih banyak dengan tujuh emas, sembilan perak, dan sembilan perunggu. Capaian tersebut menempatkan mereka pada peringkat teratas klasemen akhir.
Ketua Umum KONI Jawa Timur M Nabil mengatakan prestasi ini merupakan buah dari proses panjang para atlet dalam menjalani latihan keras pada pemusatan latihan daerah (puslatda) selama 2,5 tahun terakhir.
"Anak-anak itu latihan pagi sore, mereka juga tryout ke China, kemudian juga mendatangkan pelatih asing. Mereka melakukan ketekunan yang sungguh-sungguh," ujar Nabil.
Tujuh medali emas untuk Jawa Timur disumbang oleh Alisya Mellynar dari nomor taijiquan putri, Michael Arroll Nestor Jennings dari taolu wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putra, Jessie Djalimin di nomor taolu wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putri.
Selanjutnya, Muhammad Daffa Golden Boy di nomor taolu jianshu dan qiangshu putra, Jennifer Tjahyadi di nomor daoshu dan gunshu putri, Akbar Dwi Affandi/Nicholaus Karanka Adinugroho/Muhammad Zaki Ikbaar Ramadhan di nomor duilian putra, dan Natalie Chriselda Tanasa/Benedicta Rafaella Karolusia Prasetyo di duilian putri.
Sedangkan sembilan perak disumbang oleh Muhammad Daffa Golden Boy di nomor changquan putra, Jennifer Tjahyadi di nomor changquan putri, Rainer Reinaldy Ferdiansyah di nomor taijiquan putra, Nicholaus Karanka Adinugroho di nomor nanquan putra.
Selanjutnya, Shakira Marini Putri di nomor wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putri, Ahmad Ghifari Fuaiz di nomor jianshu dan qiangshu putra, Terrence Tjahyadi di nomor nandao dan nangun putra.
Aqila Ghaida Fuaizah di nomor nandao dan nangun putri, serta Ahmad Ghifari Fuaiz di nomor jianshu dan qiangshu putra, Ahmad Ghifari Fuaiz/Rakay Nobel Ardiansyah/Ahmad Ghozali Fuaiz di nomor duilian putra.
Adapun sembilan medali perunggu dikunci oleh Seraf Naro Siregar di nomor changquan putra, Akbar Dwi Affandi di nomor nanquan putra, Ahmad Ghozali Fuaiz di nomor nandao dan nangun putra, Alisya Mellynar di nomor taijijian putri, Rainer Reinaldy Ferdiansyah di nomor taijijian putra.
Selanjutnya, Dean Okta Triana dari sanda kelas 52kg putri, Citra Purnamasari Kusuma Ningrum dari kelas 56kg putri, Siti Yulaikah di kelas 60kg putri, dan Zulfikar Ubaidillah Riky di kelas 56kg putra.
Kontingen Sumatera Utara berada di peringkat kedua klasemen akhir dengan perolehan tujuh emas, empat perak, dan satu perunggu.
Empat emas digenggam dari nomor taolu yang disumbang oleh Nicholas di nomor taijiquan putra dan taijijian putra serta Harris Horatius di nomor nanquan putra dan taolu kombinasi nandao dan nangun putra.
Tiga medali emas sisanya diperoleh dari nomor sanda melalui Fereddy Sinaga di kelas 52kg putra, Samuel Marbun di kelas 65kg putra, dan Harry Brahmana di kelas 70kg putra.
Empat medali perak disabet oleh Elsanda Sitio di kelas 52kg putri, Elika Br Tarigan di kelas 60kg putri, Elbi Elisius Brahmana di kelas 56kg putra, dan Roberto Manik di kelas 75kg putra. Adapun satu perunggu diraih Ydris Talenta Barus di kelas 48kg putra.
Jawa Tengah menyodok ke urutan ketiga klasemen akhir medali dengan tujuh emas, tiga perak, dan tiga perunggu.
Satu medali emas disumbang oleh Alexandra Calista Setiawan dari nomor taolu taijijian putri.
Sedangkan enam emas diraup dari sanda oleh Bayu Peni Hendrasswari di kelas 48kg putri, Tharisa Dea Florentina di kelas 52kg putri, Gita Ariesta di kelas 56kg, Thania Kusumaningtyas di kelas 60kg putri, Yusuf Widianto di kelas 56kg putra, dan Puja Riyaya di kelas 75kg putr
Tiga medali perak didulang oleh Rio Noviansyach di nomor wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putra, Jessica Antonetta/Evelyn Naura Adelia/Theodora Rosa Santoso di nomor duilian putri, dan Bintang Reindra Nada Guitara dari sanda kelas 60kg putra.
Tiga perunggu Jawa Tengah dikumpulkan oleh Alexandra Calista Setiawan di nomor taijiquan putri, Bayu Raka Putra sanda kelas 65kg putra, dan M.Subeki di kelas 70kg putra.
DKI Jakarta harus puas di posisi keempat dengan torehan enam medali emas, empat perak, dan tujuh perunggu.
Enam emas tersebut disegel oleh Edgar Xavier Marvelo di nomor chanquan putra serta daoshu dan gunshu putra, Eugenia Diva Widodo di changquan putri, Patricia Geraldine di nomor jianshu dan qiangshu putri, Agni Agustine Dimonim di nomor nandao dan nangun putri, serta Jumanta di sanda kelas 60kg putra.
Sedangkan empat perak diraih oleh Salwaa Dhana Azalia di nomor taijiquan putri dan taijijian putri, Alinskha Hanamaira di nomor nanquan putri, serta Eugenia Diva Widodo dari nomor daoshu dan gunshu putri.
Tujuh perunggu untuk DKI Jakarta didulang oleh Andrea Simon di changquan putri, Agni Agustine Dimonim di nanquan putri, Ivana Beatrice L dari nomor daoshu dan gunshu putri, Keane McLaren Lee di nomor jianshu dan qiangshu putra.
Berikutnya, Carlson Sasmita dari nomor wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putra, Riki Aditia di nomor sanda kelas 52kg putra, dan Boston Siagian di kelas 56kg putra.
Kontingen Jawa Barat berada di peringkat berikutnya dengan raihan dua emas dan lima perunggu. Medali emas disumbang oleh Tasya Ayu Puspa Dewi dari nomor nanquan putri dan Ade Permana dari sanda kelas 48kg putra.
Sementara lima perunggu diamankan oleh Tasya Ayu Puspa Dewi di nomor nandao dan nangun putri, N Diana Ratna dari sanda kelas 48kg putri, Ebina Saputri Sunarya di kelas 56kg putri, Kamal Maulansyah di kelas 60kg putra, dan Iman Lesmana di kelas 75kg putra.
Raihan tiga medali perak di nomor sanda membuat Aceh merangsek ke peringkat enam klasemen akhir perolehan medali. Tiga perak tersebut diraup oleh Novriza Raihanda di kelas 48kg putri, Khairil Walidi di kelas 52kg putra, dan Rahmad Dwi Kurniawan di kelas 70kg putra.
Yogyakarta mengekor dengan raihan dua perak dan satu perunggu. Juan Hendy Irmanto menyumbang satu perak dan satu perunggu, masing-masing di nomor taijijian putra dan taijiquan putra. Sedangkan satu perak lainnya diraih oleh Muhammad Rizqi Kurniawan dari nomor daoshu dan gunshu putra.
Sumatera Selatan juga memperoleh dua perak dan satu perunggu dari nomor sanda. Medali perak disumbang oleh Rahmad Hidayat di kelas 48kg putra dan M. Akbar Rizky Dwi Putra di kelas 65kg putra, serta medali perunggu oleh Firand Andista dari kelas 75kg putra.
Urutan selanjutnya ditempati Jambi dengan satu perak dan tujuh perunggu. Satu perak diraih Melisa Try Andani dari sanda kelas 56kg putri.
Sedangkan perunggu didulang oleh Veren Aprillia dari nomor jianshu dan qiangshu putri, Sukma Tri Nur Azizah dari nomor wing chun wooden dummy + wing chun butterfly sword putri.
Berikutnya, Candika Nugraha/Zio Catriadi di nomor duilian putra, Anastasya Astuti/Veren Aprillia/Ananda Sri Mardiana di duilian putri, Dewi Erviani di sanda kelas 48kg putri, Anggi Natalia Siahaan di kelas 60kg, dan Raymond Chan di kelas 52kg.
Bali mencuri satu perak dari dari nomor jianshu dan qiangshu putri melalui Orchyda Tsabita Phasha Rahadi. Kalimantan Timur menyusul dengan dua perunggu dari Rafi Alharist dari sanda kelas 48kg putra dan Muhammad Abian kelas 65kg putra.
Peringkat berikutnya ditempati empat provinsi dengan masing-masing meraih satu medali perunggu.
Perunggu Lampung disumbang oleh A. Zahro dari sanda kelas 52kg putri. Perunggu Maluku Utara diperoleh dari Sunan Agung Amoragam di kelas 60kg.
Melvern Liang Alianto menyumbang medali perunggu untuk Nusa Tenggara Timur di nomor daoshu dan gunshu putra, serta Handi Supriyanto mendulang perunggu untuk Sulawesi Utara di nomor sanda kelas 70kg putra.
Dengan demikian, Sebanyak 29 medali emas, 29 medali perak, dan 40 perunggu telah selesai diperebutkan oleh para atlet dari 29 nomor yang dipertandingkan.
Wakil Ketua Umum I Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) Iwan Kwok mengaku puas terhadap penampilan para atlet. Dia menilai level permainan, baik di nomor taolu maupun sanda telah meningkat, terbukti dengan banyaknya atlet muda yang meraih medali.
Dia berharap atlet-atlet yang telah berprestasi ini mampu meningkatkan kemampuan mereka agar bisa bersaing di pentas yang lebih besar.
"Untuk para atlet yang sudah mendapat medali emas agar setelah selesai dari PON ini, setelah menerima penghargaan, menerima bonus, jangan bersenang-senang dengan bonus itu. Mereka harus kembali lagi ke titik nol untuk latihan lagi karena SEA Games sudah menunggu di depan," pungkas dia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024