Pasuruan - Gubernur Lemhannas Budi Susilo Soepandji mengatakan, nilai-nilai Pancasila perlu untuk dihidupkan kembali di tengah lingkungan permukiman warga serta tempat kerja. "Pendidikan nilai-nilai Pancasila perlu dihidupkan kembali baik dalam pendidikan formal maupun nonformal," kata Gunernur Lemhannas kepada wartawan seusai berdialog dengan para tokoh agama, masyarakat, serta organisasi kemasyarakatan di Tretes Raya, Prigen, Pasuruan, Sabtu. Gubernur Lemhannas juga mengungkapkan, akan mengapresiasi usulan para guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk merevitalisasi pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah. Para guru PKn juga mengusulkan akan mata pelajaran PKn masuk dalam ujian nasional. Untuk kebijakan tersebut. lanjut Gubernur Lemhannas, diperlukan pembicaraan lanjutan di level kebijakan yang melibatkan Kementerian Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja, dan Menteri Dalam Negeri. Menurutnya, pendikan Pancasila perlu dilaksanakan di setiap daerah dengan metode yang berbeda-beda, karena berdasar kajian Lemhannas kondisi setiap daerah juga berbeda-beda. Ia memberikan contoh, pendidikan Pancasila di Pasuruan yang kondisi daerahnya mayoritas warganya Muslim, akan berbeda dengan kondisi Papua yang mayoritas warganya Kristiani. Sebelumnya Gubernur Lemhannas juga membuka dialog untuk mendapatkan masukan kondisi riil langsung dari tokoh agama, masyarakat, serta organisasi kemasyarakatan. Usman Hidayat dari PPM mengungkapkan, kondisi Pasuruan yang kini reklatif aman masih menyimpan konflik Syiah - Sunni yang belum selesai, sehinga perlu ada kajian mendalam dari pemerintah. Sementara Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan KH Sonhaji Abdussomad mempertanyakan langkah pemerintah dalam mengantisipasi keberadaan NII yang menurutnya telah melakukan makar karena akan mendirikan Negara Islam Indonesia, dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dinilainya juga telah melakukan perlawanan karena mendirikan pemerintahan khilafah. Ayik Suhaya dari FKPP mendesak perlunya ketegasan pemerintah dalam bela negara, karena menurutnya Indonesia yang kini telah merdeka, tapi belum merdeka secara ekonomi. Sementara Utomo, seorang guru PKn di SMAN Tosari mengusulkan agar mata pelajaran PKn dimasukkan dalam ujian nasional. Gubernur Lemhannas menegaskan, tidak memasalahkan nama-nama organisasi, tapi yang paling tidak setuju adalah kegiatannya tentang cara-cara mempengaruhi para mahasiswa sehingga indeks prestasinya menurun dan berani terhadap orang tuanya. Untuk itu ia mengungkapkan, dialog kebangsaan dengan para tokoh agama, masyarakat, serta organisasi kemasyarakatan di Pasuruan yang untuk pertama kali dilakukan itu bisa dilanjutkan di daerah-daerah lain. Karena dialog kebangsaan, kata Gubernur Lemhannas, bisa untuk meningkatkan ketahanan diri dalam menghadapi konflik dan masalah bangsa. Dijelaskan, untuk meningkatkan ketahanan bangsa, bisa ditempuh melalui dua cara, yakni "soft" ketahanan dengan membangun ketahanan jiwa masyarakat, dan 'hard" ketahanan dengan membuat berbagai peraturan, dan membangun kekuatan TNI. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012