Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur memfasilitasi para petani milenial budi daya tanaman hortikultura dan pelaku UMKM tentang keterampilan pengemasan pasca-panen komoditas buah dan sayur guna meningkatkan nilai ekonomi.
Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura, DKPP Kabupaten Ngawi Hendro Budi Suryawan di Ngawi, Sabtu mengatakan kegiatan pasca-panen buah dan sayuran merupakan salah satu aspek penting dalam usaha tani yang memerlukan perhatian khusus.
"Hal itu karena proses penanganan pasca-panen yang tepat untuk komoditas buah dan sayuran menjadi kunci utama guna meningkatkan nilai jual ke konsumen," ujarnya.
Beberapa penanganan pasca-panen yang perlu diperhatikan untuk hasil pertanian buah-buahan dan sayuran, di antaranya seperti pembersihan dari kotoran, pemisahan dan penilaian atau grading, serta pengemasan.
Adapun, keterampilan penanganan hasil pertanian hortikultura setelah panen menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk, terutama tentang pengolahan dan pengemasan buah dan sayur.
Petani dan pelaku UMKM diajak untuk mengolah buah dan sayur menjadi produk yang lebih menarik dan tahan lama, sehingga meningkatkan nilai jual suatu komoditas.
"Fasilitas keterampilan pengemasan buah dan sayur bertujuan untuk mengenalkan cara pengolahan buah dan sayur menjadi produk yang bernilai jual dan meningkatkan kompetensi petani dan pelaku usaha," tambah Hendro.
Data DKPP Ngawi mencatat, terdapat sejumlah komoditas yang dikembangkan petani hortikultura di Ngawi, yakni, cabai merah besar, cabai rawit, bawang merah, melon, alpukat, durian, jeruk besar, dan jambu biji.
Pada 2023, cabai merah besar tercatat ditanam di lahan seluas 1.017 hektare dengan produksi mencapai 8.821 kuintal, cabai rawit seluas 339 hektare dengan produksi sekitar 6.230,13 kuintal, dan bawang merah seluas 494 hektare dengan produksi 700 kuintal.
Kemudian, melon ditanam di lahan seluas 341 hektare dengan produksi 28.326 kuintal, alpukat dengan populasi sebanyak 18.134 pohon dengan produksi 536,7 kuintal, durian populasi sebanyak 10.305 pohon dan produksi 157,66 kuintal.
Lalu, jeruk besar sebanyak 12.397 pohon dan produksi 8.602,1 kuintal dan jambu biji sebanyak 26.414 pohon dengan produksi 86.795,68 kuintal.
Dengan penanganan pasca-panen yang tepat untuk mempertahankan kualitas buah atau sayur dalam tampilan, tekstur, rasa, dan nilai gizi sebagai upaya melindungi keamanan pangan, diharapkan dapat mengurangi kerugian antara panen dan konsumsi serta meningkatkan nilai jual.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura, DKPP Kabupaten Ngawi Hendro Budi Suryawan di Ngawi, Sabtu mengatakan kegiatan pasca-panen buah dan sayuran merupakan salah satu aspek penting dalam usaha tani yang memerlukan perhatian khusus.
"Hal itu karena proses penanganan pasca-panen yang tepat untuk komoditas buah dan sayuran menjadi kunci utama guna meningkatkan nilai jual ke konsumen," ujarnya.
Beberapa penanganan pasca-panen yang perlu diperhatikan untuk hasil pertanian buah-buahan dan sayuran, di antaranya seperti pembersihan dari kotoran, pemisahan dan penilaian atau grading, serta pengemasan.
Adapun, keterampilan penanganan hasil pertanian hortikultura setelah panen menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk, terutama tentang pengolahan dan pengemasan buah dan sayur.
Petani dan pelaku UMKM diajak untuk mengolah buah dan sayur menjadi produk yang lebih menarik dan tahan lama, sehingga meningkatkan nilai jual suatu komoditas.
"Fasilitas keterampilan pengemasan buah dan sayur bertujuan untuk mengenalkan cara pengolahan buah dan sayur menjadi produk yang bernilai jual dan meningkatkan kompetensi petani dan pelaku usaha," tambah Hendro.
Data DKPP Ngawi mencatat, terdapat sejumlah komoditas yang dikembangkan petani hortikultura di Ngawi, yakni, cabai merah besar, cabai rawit, bawang merah, melon, alpukat, durian, jeruk besar, dan jambu biji.
Pada 2023, cabai merah besar tercatat ditanam di lahan seluas 1.017 hektare dengan produksi mencapai 8.821 kuintal, cabai rawit seluas 339 hektare dengan produksi sekitar 6.230,13 kuintal, dan bawang merah seluas 494 hektare dengan produksi 700 kuintal.
Kemudian, melon ditanam di lahan seluas 341 hektare dengan produksi 28.326 kuintal, alpukat dengan populasi sebanyak 18.134 pohon dengan produksi 536,7 kuintal, durian populasi sebanyak 10.305 pohon dan produksi 157,66 kuintal.
Lalu, jeruk besar sebanyak 12.397 pohon dan produksi 8.602,1 kuintal dan jambu biji sebanyak 26.414 pohon dengan produksi 86.795,68 kuintal.
Dengan penanganan pasca-panen yang tepat untuk mempertahankan kualitas buah atau sayur dalam tampilan, tekstur, rasa, dan nilai gizi sebagai upaya melindungi keamanan pangan, diharapkan dapat mengurangi kerugian antara panen dan konsumsi serta meningkatkan nilai jual.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024