Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mencatat luas lahan tanam komoditas tembakau di wilayah setempat mencapai 1.700 hektare seiring memasuki puncak musim kemarau.
"Pada musim kemarau tahun 2024, luas lahan tanam tembakau di Ngawi saat ini telah mencapai 1.700 hektare yang tersebar di sekitar 14 kecamatan," ujar Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura, DKPP Kabupaten Ngawi Hendro Budi Suryawan di Ngawi, Sabtu.
Menurut dia, animo petani untuk menanam tembakau di Kabupaten Ngawi cukup baik selama dua tahun terakhir, hal itu karena kondisi musim kemarau yang kering tanpa hujan sesuai informasi dari BMKG.
"Selain itu, juga didukung oleh harga jual hasil panen yang bagus, yakni sekitar Rp35 ribu per kilogram untuk daun tembakau rajang kering," kata dia.
Selain itu, tingginya animo menanam tembakau juga didukung oleh penggantian pola tanam padi terus menerus yang berisiko terdampak hama, penurunan kesuburan tanah, dan gagal panen karena kekurangan air.
Ia menambahkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi sangat mendukung petani setempat menanam tembakau saat musim kemarau. Selain untuk memutus rantai penyebaran hama dan meningkatkan kesuburan tanah, petani juga lebih untung saat menanam tembakau jika dibandingkan tanaman pangan yang banyak membutuhkan pengairan.
"Sesuai rencana, panen raya tembakau akan dilakukan pada bulan Oktober nanti yang dipusatkan di Kecamatan Karangjati," katanya.
Adapun, sentra tanam tembakau di Ngawi terdapat di Kecamatan Karangkati, Pangkur, Padas, dan Bringin, serta beberapa rintisan di Jogorogo, Kendal, Sine, Ngrambe, dan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Pada musim kemarau tahun 2024, luas lahan tanam tembakau di Ngawi saat ini telah mencapai 1.700 hektare yang tersebar di sekitar 14 kecamatan," ujar Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura, DKPP Kabupaten Ngawi Hendro Budi Suryawan di Ngawi, Sabtu.
Menurut dia, animo petani untuk menanam tembakau di Kabupaten Ngawi cukup baik selama dua tahun terakhir, hal itu karena kondisi musim kemarau yang kering tanpa hujan sesuai informasi dari BMKG.
"Selain itu, juga didukung oleh harga jual hasil panen yang bagus, yakni sekitar Rp35 ribu per kilogram untuk daun tembakau rajang kering," kata dia.
Selain itu, tingginya animo menanam tembakau juga didukung oleh penggantian pola tanam padi terus menerus yang berisiko terdampak hama, penurunan kesuburan tanah, dan gagal panen karena kekurangan air.
Ia menambahkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi sangat mendukung petani setempat menanam tembakau saat musim kemarau. Selain untuk memutus rantai penyebaran hama dan meningkatkan kesuburan tanah, petani juga lebih untung saat menanam tembakau jika dibandingkan tanaman pangan yang banyak membutuhkan pengairan.
"Sesuai rencana, panen raya tembakau akan dilakukan pada bulan Oktober nanti yang dipusatkan di Kecamatan Karangjati," katanya.
Adapun, sentra tanam tembakau di Ngawi terdapat di Kecamatan Karangkati, Pangkur, Padas, dan Bringin, serta beberapa rintisan di Jogorogo, Kendal, Sine, Ngrambe, dan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024