Surabaya - Transaksi keuangan nontunai "Real Time Gross Settlement/RTGS" di Jawa Timur mencapai Rp148,29 triliun pada triwulan IV tahun 2011 karena besarnya tingkat kebutuhan masyarakat provinsi ini menggunakan layanan tersebut. "Penyebab peningkatan 'RTGS' pada periode tersebut juga dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian di kabupaten/kota yang ada di Jatim," kata Deputi Pemimpin Bank Indonesia (BI) Surabaya Bidang Sistem Pembayaran, Hamid Ponco Wibowo, dihubungi dari Surabaya, Sabtu. Menurut dia, pencapaian transaksi nontunai di Jatim pada triwulan IV/2011 mengalami peningkatan 4,56 persen dibandingkan periode serupa pada tahun 2010. "Akan tetapi pertumbuhan itu hanya terlihat di beberapa titik di Jatim," ujarnya. Hal tersebut, ungkap dia, membuktikan bahwa kegiatan perekonomian di berbagai daerah di Jatim masih terpusat di wilayah ¿ wilayah tertentu. "Jika dilihat per daerah, transaksi 'outgoing' maupun 'incoming' RTGS pada umumnya hanya terjadi di sejumlah wilayah," katanya. Ia mencontohkan, sampai kini Surabaya mendominasi besaran transaksi "RTGS" di provinsi ini. Transaksi RTGS pada triwulan IV/2011 dari kota Surabaya ke kota lainnya "outgoing" mencapai Rp81,79 triliun. "Dari jumlah tersebut, banyaknya transaksi yang terlihat mencapai sebanyak 63.400 transaksi," katanya. Namun, kata dia, transaksi "RTGS" yang masuk ke rekening perbankan di Surabaya "incoming" tercatat sebanyak 114.503 transaksi atau setara dengan besaran Rp110,82 triliun. "Daerah lain di Jatim yang memiliki kinerja RTGS tinggi, baik 'outgoing' maupun 'incoming' di antaranya Kediri, Malang, Gresik, Batu, dan Sidoarjo," katanya. Ia melanjutkan, secara umum volume transaksi "outgoing" RTGS dari 30 kota di Jatim pada periode tersebut mencapai sebanyak 155.650 transaksi. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012