Seorang remaja berinisial ASA (17) yang menjadi korban pengeroyokan oleh sembilan oknum pesilat di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur meninggal dunia, Kamis pagi, setelah sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Tentara (RST) dr Soepraoen Kota Malang.

Kepala Kepolisian Resor Karangploso AKP Moch Sochib menyatakan korban meninggal karena mengalami luka pada bagian dalam organ tubuhnya.

"Kami mengucapkan belasungkawa atas korban dari kejadian pengeroyokan. Pendarahan di otak, lambung, dan paru-paru," kata Sochib.

Korban telah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Sochib menyatakan bahwa satu dari sembilan terduga pelaku memang mengenal korban.

"Kalau satu sekolah saya tidak tahu, tapi memang ada yang kenal sama korban," ucapnya.

Aksi pengeroyokan bermula ketika korban mengunggah video di WhatsApp miliknya dengan mengenakan atribut salah satu perguruan silat. Satu dari sembilan terduga pelaku melihat video itu, kemudian menanyakan kepada korban apakah dia tergabung di perguruan silat tersebut.

Setelahnya terduga pelaku mencari tahu kebenaran tersebut untuk memastikan kebenaran ucapan korban.

Terduga pelaku pada akhirnya merasa tersinggung karena korban tidak tergabung di perguruan silat yang dimaksud. Kemudian, terduga pelaku mengajak bertemu korban dengan alasan untuk berlatih bersama di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Jumat (6/9).

Tetapi setelah di lokasi, korban dikeroyok oleh sembilan terduga pelaku, hingga tidak sadarkan diri.

Para terduga pelaku membawa korban ke salah satu klinik kesehatan, namun karena kondisi memburuk akhirnya korban dilarikan ke Rumah Sakit Prasetya Husada Ngijo sebelum akhirnya dilarikan ke RST dr Soepraoen.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024