Seorang siswa kelas XI SMA swasta di Siwalankerto Surabaya dikeroyok tujuh seniornya hingga mengalami gegar otak.
Pengeroyokan tersebut diduga bermula dari saling ejek antara korban ALF dengan teman sekelasnya berinisial NV.
Yulianah Hutabarat, ibunda ALF, menuturkan anak bungsunya itu awalnya bercanda dengan teman sekelasnya berinisial NV di dalam ruang kelas.
"Dari bercanda itu akhirnya NV tidak terima dan melaporkan ke kakak kelasnya karena bercandaan ini melibatkan simbol perguruan silat yang berbeda," kata Yulianah di Surabaya, Selasa.
Selang beberapa hari, tepatnya Kamis (5/9) sore, ALF dijemput NV dan satu teman sekelasnya yaitu ADT di rumahnya.
"Ketika itu paginya anak saya tidak masuk sekolah karena sakit. Sorenya diajak untuk mengantarkan NV COD (transaksi cash on delivery) knalpot," ujarnya.
Namun, ketika ikut ALF justru diajak ke rumah seniornya berinisial AP di Jalan Siwalankerto yang sudah siap sejumlah anak lain.
Seorang senior berinisial ABI meminta klarifikasi dari ALF mengirim gambar tersebut kepada NV. ALF juga dipaksa untuk meminta maaf.
"Anak saya meminta maaf sambil menangis. Mereka lalu mulai memukuli anak saya hingga babak belur," tutur Yulianah.
Tidak cukup sampai di situ, ALF lantas dibawa ke kampus kawasan Waru, Sidoarjo oleh tiga orang yaitu berinisial ABI, PS dan RCH.
"Anak saya dilaksanakan tandatangan di atas materai surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya. Dia sambil dipukuli lagi," katanya.
Yulianah terkejut ketika anaknya pulang dalam keadaan babak belur. ALF lantas melapor ke Polsek Wonocolo dan divisum.
"Bibir lebam, mata bengkak dan memerah, pelipis robek, hidung berdarah dan luka bengkak pada otak. Hasil CT scan menyatakan anak saya gegar otak ringan," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024