Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mencatat jumlah produksi komoditas jagung pipil kering di wilayah setempat mencapai 229.146 ton selama tahun 2024, dengan kisaran hasil panen 8-13 ton per hektare.
"Penanaman jagung ini sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian, agar dimaksimalkan saat musim kemarau. Kondisi tersebut dilakukan juga di Ngawi, baik memanfaatkan lahan di bawah tegakan hutan, sawah tadah hujan, maupun sawah produktif saat musim kemarau," ujar Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono saat kegiatan panen jagung di lahan sawah Desa Grudo, Kecamatan Ngawi, Senin.
Menurutnya, produktivitas jagung yang mencapai lebih dari 229 ribu ton hingga bulan Agustus 2024 tersebut diperoleh dari lahan pertanaman seluas 34.652 hektare. Terdiri dari 5.103 hektare lahan sawah dan 29.549 hektare lahan di bawah tegakan hutan.
Ia mengatakan jagung merupakan komoditas alternatif yang menjadi potensi di wilayah Ngawi saat musim tanam kemarau. Terlebih untuk daerah yang sulit pasokan air dan irigasinya hanya mengandalkan air hujan.
Selain itu, penanaman jagung juga banyak dilakukan di bawah tegakan hutan area Perhutani yang bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Adapun lahan pertanaman jagung seluas 34.652 hektare di tahun 2024 tersebut berada di sejumlah daerah, di antaranya Kecamatan Karanganyar, Kendal, Kedunggalar, Bringin, Mantingan, Widodaren, dan Ngawi.
Pihaknya sangat mengapresiasi para petani yang bersedia menanam jagung. Sebab, dengan menanam jagung, para petani tersebut dinilai turut mendukung program ketahanan pangan dari Pemerintah.
"Pemkab Ngawi terus berkomitmen dalam mendukung program ketahanan pangan dari Pemerintah. Tidak hanya padi, namun juga komoditas jagung," katanya pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Penanaman jagung ini sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian, agar dimaksimalkan saat musim kemarau. Kondisi tersebut dilakukan juga di Ngawi, baik memanfaatkan lahan di bawah tegakan hutan, sawah tadah hujan, maupun sawah produktif saat musim kemarau," ujar Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono saat kegiatan panen jagung di lahan sawah Desa Grudo, Kecamatan Ngawi, Senin.
Menurutnya, produktivitas jagung yang mencapai lebih dari 229 ribu ton hingga bulan Agustus 2024 tersebut diperoleh dari lahan pertanaman seluas 34.652 hektare. Terdiri dari 5.103 hektare lahan sawah dan 29.549 hektare lahan di bawah tegakan hutan.
Ia mengatakan jagung merupakan komoditas alternatif yang menjadi potensi di wilayah Ngawi saat musim tanam kemarau. Terlebih untuk daerah yang sulit pasokan air dan irigasinya hanya mengandalkan air hujan.
Selain itu, penanaman jagung juga banyak dilakukan di bawah tegakan hutan area Perhutani yang bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Adapun lahan pertanaman jagung seluas 34.652 hektare di tahun 2024 tersebut berada di sejumlah daerah, di antaranya Kecamatan Karanganyar, Kendal, Kedunggalar, Bringin, Mantingan, Widodaren, dan Ngawi.
Pihaknya sangat mengapresiasi para petani yang bersedia menanam jagung. Sebab, dengan menanam jagung, para petani tersebut dinilai turut mendukung program ketahanan pangan dari Pemerintah.
"Pemkab Ngawi terus berkomitmen dalam mendukung program ketahanan pangan dari Pemerintah. Tidak hanya padi, namun juga komoditas jagung," katanya pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024