Pasuruan - Para korban banjir di Kabupaten Pasuruan yang masih tetap bertahan tinggal di rumahnya yang terendam banjir selama tiga hari mulai jatuh sakit.
Ribuan korban menolak diungsikan, sehingga para petugas kesehatan yang harus bertandang memeriksa dan mengobatinya ke rumah masing-masing dengan menggunakan perahu karet.
Para korban yang bertahan tinggal di rumahnya dengan kondisi yang lembab mulai terserang penyakit sesak nafas, terutama bagi para orang lanjut usia.
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya sasongko, Senin mengungkapkan, banjir yang sempat surut kembali naik setelah hujan lebat mengguyur kawasan wilayah Bangil, dan Beji.
Di wilayah Beji banjir kembali merendam 550 rumah warga di Desa Kedungringin, dan Kedungboto. Sedangkan di Bangil banjir kembali merendam 2.265 rumah warga di Desa Masangan, Latek, Kalirejo, Kalianyar, Tambaan, dan Manaruwi.
Sementara banjir juga masih merendam 546 rumah warga di Desa Patuguran, Rejoslor, dan Jarangan Kecamatan Rejoso.banjirt merendam ru,mah warga setinggi antara 40 sentimeter hingga 80 sentimeter.
Yudha mengatakan, untuk korban banjir di wilayah Kecamatan Rejoso yang sudah mulai bisa memasak didistribusikan paket sembako. Disebutkan, Desa Patuguran didistribusikan paket sembako untuk 250 KK, di Desa rejosolor didistribusikan paket sembako untuk 165 KK, dan untuk Desa Jarangan sebanyaak 131 KK.
Sedangkan untuk melayani konsumsi korban banjir di wilayah Beji dan Bangil yang tidak bisa memasak lagi karena banjirnya kembali naik, maka didirikan dapur umum.
Disebutkan, para korban banjir yang terendam banjir di Bangil meliputi Desa Masangan (275 KK), Latek (85 KK), Kalirejo (475), Kalianyar (750 KK), Tambaan (750 KK), dan Manaruwi (400 KK).
Yudha juga mendapatkan laporan bahwa para korban banjir yang tetap tinggal dirumahnya yang terendam banjir mulai jatuh sakit. Namun para korban tetap memilih bertahan tinggal di rumahnya masing-masing.
Diketahui para korban, terutama para orang tua lanjut usia banyak yaang jatuh sakit dengaan keluhan sesak nafas, karena kondisirumahnya yang lembab.
"Namun saat ditawari petugas untuk mengungsi juga tidak mau," kata Yudha.
Berdasar pengamatan di lapangan, penanganan korban banjir di Pasuruan terkesan hanya diatasi oleh BPBD, Tagana,dan sejumlah anggota masyarakat.
Bupati Pasuruan, Dade Angga juga telah menginstruksikan seluruh dinas terkait untuk menghitung jumlah kerugian mulai rumah warga, sawah, tambak, maupun jalan yang rtusak. Namun hingga kini belum ada data akurat tentang jumlah kerugian.
Di dapur umum yang didirikan juga hanya terlihat sejumlah petugas dari BPBD, Tagana dan sejumlah warga. Mitra Karib yang saat apel siaga menghadapi bencana mampu menghadirkan sekitar 3.000 personil, tak terlihat di lokasi bencana. (*).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012