Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu melakukan inspeksi lapangan untuk mengidentifikasi penyebab "kelangkaan" elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram, beberapa pekan terakhir.
Inspeksi dilakukan dengan menyasar sejumlah agen serta gudang Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), di seputar Kota Tulungagung.
"Hasilnya, (di agen-agen) sebenarnya tidak ada perubahan ataupun pengurangan. Memang permintaan akhir-akhir ini (periode bulan Agustus) meningkat," kata Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Tulungagung, Arif Efendi dikonfirmasi usai sidak.
Menurut dia, kelangkaan disebabkan adanya peningkatan kegiatan masyarakat pada bulan Agustus, terutama saat perayaan HUT ke 76 RI.
"Banyak masyarakat yang menggiatkan kegiatan ekonomi, seperti berjualan dan UMKM," ujarnya.
Lanjut dia, tingginya aktivitas berjualan tersebut membutuhkan elpiji 3 kilogram, selain yang digunakan untuk keperluan rumah tangga, sedang stok di agen tetap.
Dikonfirmasi terpisah, pengecer elpiji melon di Tulungagung, Bambang mengungkapkan bahwa jatah elpiji 3 kg yang diterimanya dari pangkalan berkurang drastis.
Biasanya tiap kiriman dirinya mendapat 200 tabung, namun kini dibatasi hanya 50 tabung per minggu.
Petugas pangkalan yang mengirim tabung berdalih adanya pengurangan jatah dari pusat.
"Sudah sejak sekitar dua pekan lalu," ujarnya.
Meski demikian dirinya tak bisa berbuat banyak dan menerima jatah yang diberikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Inspeksi dilakukan dengan menyasar sejumlah agen serta gudang Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), di seputar Kota Tulungagung.
"Hasilnya, (di agen-agen) sebenarnya tidak ada perubahan ataupun pengurangan. Memang permintaan akhir-akhir ini (periode bulan Agustus) meningkat," kata Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Tulungagung, Arif Efendi dikonfirmasi usai sidak.
Menurut dia, kelangkaan disebabkan adanya peningkatan kegiatan masyarakat pada bulan Agustus, terutama saat perayaan HUT ke 76 RI.
"Banyak masyarakat yang menggiatkan kegiatan ekonomi, seperti berjualan dan UMKM," ujarnya.
Lanjut dia, tingginya aktivitas berjualan tersebut membutuhkan elpiji 3 kilogram, selain yang digunakan untuk keperluan rumah tangga, sedang stok di agen tetap.
Dikonfirmasi terpisah, pengecer elpiji melon di Tulungagung, Bambang mengungkapkan bahwa jatah elpiji 3 kg yang diterimanya dari pangkalan berkurang drastis.
Biasanya tiap kiriman dirinya mendapat 200 tabung, namun kini dibatasi hanya 50 tabung per minggu.
Petugas pangkalan yang mengirim tabung berdalih adanya pengurangan jatah dari pusat.
"Sudah sejak sekitar dua pekan lalu," ujarnya.
Meski demikian dirinya tak bisa berbuat banyak dan menerima jatah yang diberikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024