BPBD Trenggalek Jawa Timur mengingatkan warganya untuk mewaspadai tren meningkatnya intensitas kebakaran hutan dan lahan ( karhutla) di daerah itu selama satu-dua bulan terakhir.

Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek Selasa, usai melakukan monitor dan evaluasi atas rangkaian 11 peristiwa karhutla di daerah itu sejak awal kemarau atau sekitar bulan Mei-Juni 2024.

"Mari kita jaga bersama, ayo dijogo bareng dengan berhati-hati saat beraktivitas di kawasan hutan yang bisa memicu terjadinya kebakaran," kata Triadi.

Dia menjelaskan, potensi kebakaran masih mungkin kembali terjadi hingga fase kemarau usai dan berganti ke musim hujan.

"Mari bersama-sama menjaga alam. Jangan membakar sampah tanpa pengawasan maupun membuang puntung rokok sembarangan. Apalagi di tengah puncak kemarau yang membuat alam mengering seperti saat ini sehingga mudah terjadi kebakaran," ujarnya.

Sejauh ini, katanya, sebanyak 11 kali peristiwa kebakaran itu terjadi di hutan dan lahan wilayah empat desa di tiga kecamatan Kabupaten Trenggalek.

Baca juga: Petugas gabungan padamkan karhutla di Blok Pusung Buntung kawasan TNBTS

Desa-desa itu meliputi Desa Bendorejo, Jatiperahu, Karangsoko, dan Kelurahan Ngantru.

"Empat desa itu masuk di tiga kecamatan, meliputi Trenggalek, Pogalan dan, Karangan," katanya.

Beruntung dalam 11 kali kebakaran itu tidak sampai menelan korban jiwa.

Meskipun demikian, beberapa titik api sempat mendekat ke arah permukiman warga.

Namun berkat kerja keras semua pihak, kebakaran hutan dan lahan di sejumlah titik itu dapat segera dipadamkan oleh petugas gabungan.

"TNI/POLRI, Perhutani, BPBD, Satpol, LMDH, dan semua lapisan lainnya terjun langsung bahu-membahu memadamkan api," katanya.

Kebakaran hutan dan lahan itu terjadi di sejumlah titik, mulai dari lahan milik warga hingga area produktif.

Ditengarai, penyebab kebakaran itu tidak lepas dari aktivitas warga yang sengaja membakar tumpukan sampah dan tidak memastikan api benar-benar padam sehingga menjalar setelah ditinggal.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024