Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengatakan hingga saat ini sudah ada sembilan pemukiman pada sembilan dusun yang terdampak kekeringan, sehingga warganya mengalami krisis air bersih.

"Total ada sembilan dukuh yang telah mengajukan permintaan bantuan air bersih," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ponorogo Masun di Ponorogo, Selasa.

Dua perkampungan terakhir yang mengajukan permohonan bantuan air bersih, kata dia, adalah dukuh Bungur, Desa Bungkal di Kecamatan Bungkal dan Dukuh Krajan, Desa Pangkal di Kecamatan Sawoo.

Ia mengatakan dua wilayah baru yang mengalami kekeringan tersebut sudah tidak memiliki sumber air layak konsumsi sejak beberapa minggu terakhir. Total ada 78 Kepala Keluarga (KK) dari dua wilayah tersebut yang terdampak kekeringan.

Tujuh pedukuhan yang lebih dulu terdampak kekeringan dan mendapat jatah pengiriman air bersih ada di Desa Turi (satu dukuh) dan Desa Wates (dua dukuh) di Kecamatan Slahung, kemudian Desa Sidoharjo (dua dukuh) dan Desa Karangpatihan (satu dukuh) di Kecamatan Pulung, lalu di Kecamatan Bungkal (satu dukuh).

Untuk desa-desa terdampak kekeringan ini, kata dia, Pemkab Ponorogo melalui BPBD setempat telah memberikan bantuan berupa tandon air serta jerigen. Belum lama ini pihaknya mendistribusikan sarana penampungan air bersih serta alat untuk menyimpan air seperti jerigen dan tandon untuk 58 KK di Dukuh Bungur, Desa Bungkal, serta 20 KK lainnya di Dukuh Krajan, Desa Pangkal di Kecamatan Sawoo.

"Kedua desa tersebut telah mengirimkan surat permintaan pengiriman air bersih kepada kami, sehingga BPBD Ponorogo sudah menyiapkan tandon air dan terpal," katanya.

Masun menambahkan bahwa dua wilayah tersebut sebelumnya sudah masuk dalam prediksi wilayah yang mengalami kekeringan. Hal ini sesuai dengan hasil asesmen yang telah dilakukan BPBD beberapa waktu lalu.

"Memang masuk potensi kekeringan, sebelumnya mengandalkan sumber air dari sumur serta sungai, tapi untuk sungai tidak layak untuk dikonsumsi," imbuhnya.

Ia juga memprediksi bahwa jumlah wilayah yang mengalami kekeringan akan bertambah, karena berdasarkan asesmen BPBD Ponorogo, setidaknya ada 15 dukuh yang membutuhkan bantuan air bersih.

"Perkiraan akan bertambah wilayah yang mengalami kekeringan, seiring kondisi kemarau yang masih terjadi. Meskipun kemarau tahun ini tidak seekstrem tahun kemarin," katanya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024