Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan kenaikan biaya pendidikan perguruan tinggi sebesar 1,33 persen memberikan andil 0,05 persen terhadap inflasi sebesar 0,04 persen di wilayah tersebut pada Agustus 2024.
Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin di Ngalam Command Center (NCC), Kota Malang, Senin, menyatakan, masa penerimaan mahasiswa baru (maba) memberikan pengaruh pada banyaknya jumlah pembayaran biaya pendidikan perguruan tinggi.
"Pada Agustus 2024 Kota Malang mengalami inflasi 0,04 persen," kata Umar.
Selain biaya pendidikan, BPS juga mencatat kenaikan 12,51 persen harga cabai rawit dari bulan sebelumnya, yang memberikan andil sebesar 0,04 persen terhadap inflasi di Kota Malang.
"Penyebab peningkatan harga cabai rawit salah satunya karena menurunnya panen," ucap dia.
Selain itu, inflasi juga didorong kenaikan tarif komoditas dominan lainnya, seperti bensin 0,68 persen, kopi bubuk 4,53 persen, emas perhiasan 1,31 persen, angkutan udara 3,47 persen, kontrakan rumah 0,47 persen dan minyak goreng 0,98 persen.
Kemudian, kenaikan juga terjadi pada komoditas blus wanita sebesar 4,19 persen, dan sigaret kretek mesin (SKM) 0,38 persen.
Umar menyatakan ada beberapa komoditas utama yang turut menahan laju inflasi, yakni penurunan harga daging ayam 3,51 persen, daun bawang 37,25 persen, jagung manis 17,68 persen, dan telur ayam ras 2,71 persen.
Lalu ada penurunan harga jeruk 10,45 persen, tomat 18,90 persen, kangkung 17,54 persen, sawi putih 26,55 persen, dan bayam 17,33 persen.
"Bawang merah juga mengalami deflasi pada Agustus 2024 sebesar 21,37 persen," ucapnya.
Berdasarkan data dari BPS, inflasi di Kota Malang menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan beberapa daerah di Jawa Timur. Sementara untuk inflasi terendah tercatat terjadi di Kabupaten Gresik 0,01 persen.
Untuk daerah dengan deflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo dengan 0,03 persen dan deflasi terdalam terjadi di Kabupaten Bojonegoro sebesar 0,23 persen.
Secara year on year inflasi di Kota Malang mencapai 1,88 persen. Angka itu masih di bawah Jawa Timur dengan 2,05 persen dan Nasional 2,12 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin di Ngalam Command Center (NCC), Kota Malang, Senin, menyatakan, masa penerimaan mahasiswa baru (maba) memberikan pengaruh pada banyaknya jumlah pembayaran biaya pendidikan perguruan tinggi.
"Pada Agustus 2024 Kota Malang mengalami inflasi 0,04 persen," kata Umar.
Selain biaya pendidikan, BPS juga mencatat kenaikan 12,51 persen harga cabai rawit dari bulan sebelumnya, yang memberikan andil sebesar 0,04 persen terhadap inflasi di Kota Malang.
"Penyebab peningkatan harga cabai rawit salah satunya karena menurunnya panen," ucap dia.
Selain itu, inflasi juga didorong kenaikan tarif komoditas dominan lainnya, seperti bensin 0,68 persen, kopi bubuk 4,53 persen, emas perhiasan 1,31 persen, angkutan udara 3,47 persen, kontrakan rumah 0,47 persen dan minyak goreng 0,98 persen.
Kemudian, kenaikan juga terjadi pada komoditas blus wanita sebesar 4,19 persen, dan sigaret kretek mesin (SKM) 0,38 persen.
Umar menyatakan ada beberapa komoditas utama yang turut menahan laju inflasi, yakni penurunan harga daging ayam 3,51 persen, daun bawang 37,25 persen, jagung manis 17,68 persen, dan telur ayam ras 2,71 persen.
Lalu ada penurunan harga jeruk 10,45 persen, tomat 18,90 persen, kangkung 17,54 persen, sawi putih 26,55 persen, dan bayam 17,33 persen.
"Bawang merah juga mengalami deflasi pada Agustus 2024 sebesar 21,37 persen," ucapnya.
Berdasarkan data dari BPS, inflasi di Kota Malang menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan beberapa daerah di Jawa Timur. Sementara untuk inflasi terendah tercatat terjadi di Kabupaten Gresik 0,01 persen.
Untuk daerah dengan deflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo dengan 0,03 persen dan deflasi terdalam terjadi di Kabupaten Bojonegoro sebesar 0,23 persen.
Secara year on year inflasi di Kota Malang mencapai 1,88 persen. Angka itu masih di bawah Jawa Timur dengan 2,05 persen dan Nasional 2,12 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024