Madiun - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri di Kota Madiun, Jawa Timur, merintis mobil Esemka yang menggunakan bahan bakar minyak dari limbah plastik.
Rintisan ini diwujudkan dalam uji coba kolaborasi SMK Negeri 1 Kota Madiun yang merakit mini truk bertipe Esemka 1.5i dengan kapasitas mesin 1.500 cc dengan SMK Negeri 3 Kota Madiun yang membuat bahan bakar minyak (BBM) dari limbah plastik yang telah dikembangkan selama dua tahun terakhir ini.
Uji coba dilakukan di halaman Balai Kota Madiun, Jumat, yang juga dihadiri oleh Wali Kota Madiun Bambang Irianto dan sejumlah jajaran Pemkot Madiun. Sebanyak dua unit mini truk hasil rakitan siswa SMK Negeri 1 Kota Madiun tersebut dikendarai sejumlah pejabat termasuk wali kota mengelilingi halaman balai kota dan setelah itu dipamerkan keliling Kota Madiun.
"Saya mengapresiasi hasil karya para siswa di SMK Kota Madiun. Banyak SMK yang sudah merakit mobil Esemka, namun hanya di Madiun yang bisa merubah limbah plastik jadi BBM termasuk untuk mobil Esemka. Meskipun ini baru tahap awal, namun sudah bagus dan perlu penyempurnaan lagi," ujar Wali Kota Madiun Bambang Irianto.
Kepala SMK Negeri 3 Kota Madiun, Sulaksono Tavip Rijanto, mengatakan, pada awalnya, sampah plastik yang selama ini sulit diurai tersebut hanya diubah menjadi bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak tanah. Setelah dikembangkan selama dua tahun terakhir, BBM dari limbah plastik ini sudah bisa digunakan untuk kendaraan bermotor.
"Sebelumnya kami melakukan uji coba ke kompor dan mesin pemotong rumput. Karena itu, untuk mengetahui sejauh mana kualitasnya, kami menggandeng SMK Negeri 1 Kota Madiun yang memiliki jurusan otomotif mesin," ujar Tavip.
Hasil uji coba tersebut diketahui memang kualitas BBM dari limbah plastik masih di bawah premium dan pertamax. Kualitas tersebut terdapat pada nilai oktan BBM dari limbah plastik yang masih sekitar 84-85 persen, sedangkan nilai oktan premium 87-88 persen dan pertamax rata-rata 91-92 persen.
"Semakin tinggi nilai oktan BBM, maka semakin bagus kualitasnya. Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bahan bakar terbakar secara spontan," terang dia lagi.
Meski terdapat kelemahan, namun terdapat juga kelebihan. Untuk kelebihan, BBM dari limbah plastik memiliki emisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan emisi dari premium taupun pertamax.
Sementara, Kepala SMK Negeri 1 Kota Madiun, Sigit Dewantoro, mengatakan BBM dari limbah plastik sudah bisa digunakan pada mini truk Esemka rakitan siswanya. Hanya saja, "rotation per minute" atau rpm-nya masih belum stabil.
"Untuk mendapatkan kualitas bahan bakar yang baik, hasil BBM dari limbah plastik tersebut harus disuling lagi guna mengurangi kadar airnya. Karenanya, saya berharap agar para siswa SMK Negeri 3 Kota Madiun yang spesifik di bidang kimia ini terus menyempurnakan BBM limbah plastik tersebut untuk dapat dikembangkan pada waktu yang akan datang," kata Sigit. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012