Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mulai melakukan tahap inventarisasi yang bersumber dari masukan para pedagang yang berjualan di Pasar Besar Malang menjelang pelaksanaan rencana proses rehabilitasi bangunan.

Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan di Kota Malang, Selasa, mengatakan sejumlah persoalan yang muncul di Pasar Besar Malang, seperti banjir, kebocoran, pengolahan limbah, hingga penerangan, kerap dihadapi para pedagang.

"Kami lihat ini sudah selayaknya harus dioptimalkan untuk direhabilitasi atau dibangun yang sekarang dalam tahap penjajakan," kata Iwan.

Iwan menyatakan bahwa pelaksanaan rehabilitasi kondisi Pasar Besar Malang yang berada di wilayah Kecamatan Klojen itu, memang sudah masuk dalam rencana pemkot setempat sejak lama. Namun, hal itu masih belum terealisasi lantaran terbentur anggaran.

Berdasarkan detail engineering design (DED) feasibility study (FS) yang sudah disusun, anggaran rehabilitasi Pasar Besar Malang berkisar antara Rp400 hingga Rp500 miliar.

"Dengan angka itu, kami perlu usaha yang besar, siapkan dulu materinya baru dikomunikasikan. Untuk langkah konkret saat ini mengusulkan ke pemerintah pusat maupun provinsi," ujarnya.

Pemkot Malang pun berupaya supaya proses perbaikan Pasar Besar bisa menjadi prioritas pemerintah provinsi dan pusat.

"Semoga Januari atau sampai Desember 2025, sudah ter-ploting di 2026. Artinya sudah diyakinkan bahwa alokasi untuk ini ada. Itu juga menjadi prioritas," kata dia.

Pemkot setempat tidak hanya fokus di satu lokasi, tetapi juga memperhatikan kondisi dia pasar lain, yakni Pasar Blimbing dan Pasar Gadang.

Proses relokasi pedagang ketika proyek ini berjalan akan dikoordinasikan lebih lanjut sehingga tidak mengganggu kegiatan proyek dan perdagangan. 

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024