Memasuki era digital yang terus berkembang pesat seperti sekarang ini, menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi Bangsa Indonesia dalam menumbuhkan semangat nasionalisme di masyarakat, utamanya para generasi muda, seperti Gen Z dan Alpha.

Nasionalisme pada zaman dulu adalah semangat kepahlawanan, yang lebih mementingkan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi, dengan berjuang melawan penjajah. Konsep tersebut tentu sudah jauh berbeda di era digital saat ini yang semuanya serba canggih, cepat, dan berbasis internet.

Di balik sisi positif yang serba mudah, cepat, dan canggih di segala aspek kehidupan, era digital juga memiliki sisi negatif yang dapat "menggerogoti" nilai kebangsaan masyarakat Indonesia yang tercatat sangat tinggi menggunakan teknologi digital, utamanya gen Z dan Alpha yang kebanyakan belum memiliki filter diri yang kuat.

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebut berdasarkan hasil Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Tahun 2024, tingkat penetrasi internet di Indonesia meningkat menjadi 79,5 persen. Dengan demikian terdapat 221.563.479 jiwa penduduk terkoneksi dari total populasi 278,6 juta jiwa, yang didominasi oleh kalangan pemuda, yakni generasi milineal, Z, dan Alpha. 

Bahkan, penelitian lain menyebut bahwa Gen Z di Indonesia menempati posisi teratas yang paling banyak menghabiskan waktu untuk "berselancar" di internet, utamanya media sosial, dengan rata-rata 7 sampai 13 jam setiap harinya.

Kondisi tersebut tentunya menjadi ancaman besar dalam menumbuhkan semangat nasionalisme dalam era digital di tengah keterbukaan dan kemudahan akses informasi luas yang memungkinkan masuknya paham dan budaya negatif dari luar negeri yang dapat merusak identitas dan ideologi kebangsaan.

Selain itu, era digital memudahkan penyebaran informasi melalui berbagai platform daring yang seringkali bisa berisi berita hoaks, ujaran kebencian, hingga konten negatif yang bertentangan dengan semangat nasionalisme dan persatuan NKRI.

Karenanya, mendekatkan semangat nasionalisme ke generasi muda di era digital bukanlah tugas mudah, namun tetap harus dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Pemerintah bersama semua elemen masyarakat harus memiliki formula untuk menjawab tantangan tersebut.

Di tengah tantangan global, nasionalisme memiliki arti penting sebagai nilai yang melandasi upaya membangun budaya digital untuk setiap generasi muda yang melek digital. 

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mendorong generasi muda Indonesia untuk menanamkan jiwa nasionalisme masa kini melalui empat pilar literasi digital yang terus digaungkan dan dipromosikan untuk dilakukan, yakni keahlian digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital.

Pilar keahlian digital berfokus kepada pengetahuan dasar tentang lanskap digital secara utuh, termasuk internet dan dunia maya. Kemudian budaya digital merupakan literasi yang berfokus kepada pengetahuan dasar tentang nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital.

Literasi lainnya adalah etika digital yang memberikan penerapan etika ketika menggunakan internet, termasuk saat menggunakan media sosial, serta keamanan digital yang menekankan pengetahuan dasar mengenai proteksi identitas digital dan data pribadi secara daring, mengingat kejahatan siber yang kian marak dan sangat merugikan.

Selain itu, masyarakat Indonesia juga harus pandai memanfaatkan sisi positif teknologi digital sebagai alat promosi untuk mengenalkan ke khalayak tentang identitas nasional serta potensi kekayaan budaya Tanah Air dan hal baik lainnya agar dikenal seluruh dunia dan menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan mempertahankan warisan budaya bangsa.

Kini, melalui peringatan HUT ke-79 Hari Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 2024, hendaknya menjadi momentum tanggung jawab bersama untuk menjaga dan menumbuhkan semangat nasionalisme sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan serta bakti diri generasi muda dalam melanjutkan perjuangan membangun bangsa di era yang berbeda.
 

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024