Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur kembali mendapat penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berkat komitmen dalam menjalankan program pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan program kampung iklim (proklim) di wilayahnya.
"Terima kasih kita dipercaya sebagai salah satu Pembina Proklim di Indonesia dan sebenarnya saya lebih terima kasih ke pemerintah desa dan juga komunitas," kata Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Minggu malam.
Penghargaan yang kedua kalinya berturut-turut diterima Pemkab Trenggalek dalam dua tahun terakhir itu diserahkan langsung oleh Menteri KLHK Siti Nurbaya kepada Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dalam Festival LIKE 2 di Jakarta (10/8).
Dia dinilai sebagai pembina yang sukses menyelenggarakan Proklim dengan baik.
Baca juga: Pemkab Trenggalek intensifkan gerakan pangan murah stabilisasi harga sembako
Selain prestasi yang diraih lagi oleh Mas Ipin (Bupati Arifin), penghargaan juga diberikan kepada Dusun Bandung Desa Sukorejo. Desa yang ada di Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek itu menerima penghargaan Proklim kategori utama.
"Terima kasih kita dipercaya sebagai salah satu Pembina Proklim di Indonesia dan sebenarnya saya lebih terima kasih ke pemerintah desa dan juga komunitas," kata Mas Ipin.
Menurut dia, capaian yang diraih itu tidak lepas dari peran program Adipura Desa. Program yang diinisiasi pemerintah daerah itu memberikan surplus dana fiskal bagi desa yang dinilai progresif terkait bagaimana resiliensi terhadap perubahan iklim.
Program itu mendorong daya kreatif masyarakat, bahkan saat ini skalanya diperkecil di tingkat kelurahan dengan adanya Adipura RT di mana tahun ini baru pertama digelar.
Dengan kegiatan yang dilakukan melalui gotong royong masyarakat, Mas Ipin menilai dapat menghemat anggaran pemerintah namun memberikan dampak yang luar biasa bagi iklim.
"Bu Menteri menyampaikan bahwa Proklim sekarang ini program komunitas yang pro terhadap iklim, jadi ini juga keberhasilan dari leading sector dan juga spreading awareness seluruh masyarakat yang mulai merasa bahwa climate change benar-benar jadi threat," imbuhnya.
Mas Ipin menyebut, saat ini ada 120 desa atau kelurahan dari 152 desa dan 5 kelurahan di 14 Kecamatan.
Dengan perluasan cakupan program yang digagas sejak 2019 itu membuat beberapa daerah menerima penghargaan.
Misalnya seperti desa penerima Proklim Lestari Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul yang fokus pada konservasi penyu.
"Bahkan ada perdes terkait konservasi itu. Kemudian selain itu sektor pertanian sekarang ada komunitas kelompok tani yang menggagas lahan padi hemat air, jadi ini bagian dari sawah Proklim menurut saya," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Menteri LHK sempat menyinggung bahwa krisis iklim akan berdampak pada krisis pangan. Karena kemampuan tanah menyimpan air semakin menurun. Langkah yang dilakukan para petani itu dinilai sejalan.
"Mereka, petani-petani idenya luar biasa. Tanah digali 50 cm diberi lapisan semi permeabel, tanahnya dikembalikan di situ. Ketika diisi air, airnya bertahan di situ dan itu yang di lahan kering tidak bisa ditanam padi sekarang bisa panen sampai empat kali dalam satu musim," jelasnya.
Dengan langkah kolaboratif itu, Mas Ipin meyakini dapat menanggulangi dampak krisis iklim.
Salah satunya adalah menjaga ketahanan pangan di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu akibat krisis iklim.
"Ini artinya komunitas sudah mulai semangat, sudah mulai tahu bahwa sekarang musim tanam tidak bisa diprediksi, cuaca hujan ekstrem, kekeringan parah. Jadi inovasi-inovasi kecil seperti itu berdampak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Terima kasih kita dipercaya sebagai salah satu Pembina Proklim di Indonesia dan sebenarnya saya lebih terima kasih ke pemerintah desa dan juga komunitas," kata Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Minggu malam.
Penghargaan yang kedua kalinya berturut-turut diterima Pemkab Trenggalek dalam dua tahun terakhir itu diserahkan langsung oleh Menteri KLHK Siti Nurbaya kepada Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dalam Festival LIKE 2 di Jakarta (10/8).
Dia dinilai sebagai pembina yang sukses menyelenggarakan Proklim dengan baik.
Baca juga: Pemkab Trenggalek intensifkan gerakan pangan murah stabilisasi harga sembako
Selain prestasi yang diraih lagi oleh Mas Ipin (Bupati Arifin), penghargaan juga diberikan kepada Dusun Bandung Desa Sukorejo. Desa yang ada di Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek itu menerima penghargaan Proklim kategori utama.
"Terima kasih kita dipercaya sebagai salah satu Pembina Proklim di Indonesia dan sebenarnya saya lebih terima kasih ke pemerintah desa dan juga komunitas," kata Mas Ipin.
Menurut dia, capaian yang diraih itu tidak lepas dari peran program Adipura Desa. Program yang diinisiasi pemerintah daerah itu memberikan surplus dana fiskal bagi desa yang dinilai progresif terkait bagaimana resiliensi terhadap perubahan iklim.
Program itu mendorong daya kreatif masyarakat, bahkan saat ini skalanya diperkecil di tingkat kelurahan dengan adanya Adipura RT di mana tahun ini baru pertama digelar.
Dengan kegiatan yang dilakukan melalui gotong royong masyarakat, Mas Ipin menilai dapat menghemat anggaran pemerintah namun memberikan dampak yang luar biasa bagi iklim.
"Bu Menteri menyampaikan bahwa Proklim sekarang ini program komunitas yang pro terhadap iklim, jadi ini juga keberhasilan dari leading sector dan juga spreading awareness seluruh masyarakat yang mulai merasa bahwa climate change benar-benar jadi threat," imbuhnya.
Mas Ipin menyebut, saat ini ada 120 desa atau kelurahan dari 152 desa dan 5 kelurahan di 14 Kecamatan.
Dengan perluasan cakupan program yang digagas sejak 2019 itu membuat beberapa daerah menerima penghargaan.
Misalnya seperti desa penerima Proklim Lestari Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul yang fokus pada konservasi penyu.
"Bahkan ada perdes terkait konservasi itu. Kemudian selain itu sektor pertanian sekarang ada komunitas kelompok tani yang menggagas lahan padi hemat air, jadi ini bagian dari sawah Proklim menurut saya," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Menteri LHK sempat menyinggung bahwa krisis iklim akan berdampak pada krisis pangan. Karena kemampuan tanah menyimpan air semakin menurun. Langkah yang dilakukan para petani itu dinilai sejalan.
"Mereka, petani-petani idenya luar biasa. Tanah digali 50 cm diberi lapisan semi permeabel, tanahnya dikembalikan di situ. Ketika diisi air, airnya bertahan di situ dan itu yang di lahan kering tidak bisa ditanam padi sekarang bisa panen sampai empat kali dalam satu musim," jelasnya.
Dengan langkah kolaboratif itu, Mas Ipin meyakini dapat menanggulangi dampak krisis iklim.
Salah satunya adalah menjaga ketahanan pangan di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu akibat krisis iklim.
"Ini artinya komunitas sudah mulai semangat, sudah mulai tahu bahwa sekarang musim tanam tidak bisa diprediksi, cuaca hujan ekstrem, kekeringan parah. Jadi inovasi-inovasi kecil seperti itu berdampak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024