PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dan pelajar berkolaborasi untuk konservasi bakau di kawasan wisata pesisir Romokalisari, Surabaya, Jawa Timur.
Direktur Utama Pelindo Marine Warsilan menyatakan konservasi yang termasuk melalui gerakan penanaman bakau tersebut merupakan wujud Employee Social Responsibility (ESR) Pelindo yang berhubungan dengan implementasi green port.
“ESR Pelindo sangat tepat dalam mendukung inisiatif TNI AL untuk menggalang kolaborasi pengembangan masyarakat dan kawasan pesisir Indonesia,” katanya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
Warsilan mengatakan ESR menguatkan relasi insan Pelindo dengan masyarakat dan pemangku kepentingan pesisir lainnya yang merupakan mitra dalam aktivitas bisnis Pelindo sebagai operator pelabuhan.
Semangat green port pun termasuk melibatkan kemitraan dengan komunitas lokal untuk mempromosikan kesadaran pelestarian lingkungan dan praktik sustainability atau keberlanjutan yang penting demi generasi mendatang.
Baca juga: Pelindo support climate action by protecting blue carbon ecosystem
Wakil Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut Kolonel Laut (P) Edhi Supriyono menegaskan perlunya kolaborasi dalam konservasi lingkungan pesisir karena banyak yang menggantungkan penghidupan dan mengambil manfaat ekonomi di kawasan garis pantai.
“Harapannya ke depan TNI AL yang telah menerima Pembinaan Potensi Maritim (Binpotmar) bisa lebih banyak menginisiasi kolaborasi pengembangan kawasan pesisir,” ujarnya.
Direktur Utama Terminal Teluk Lamong David Pandapotan Sirait menambahkan, vegetasi bakau juga sangat bermanfaat dalam implementasi konsep green port atau pelabuhan ramah lingkungan Pelindo.
Ia menjelaskan konservasi vegetasi bakau memberikan banyak manfaat ekonomi seperti menjadi latar atraksi destinasi wisata pesisir yang menarik dan menjadi habitat beraneka biota laut yang bisa dipanen secara bertanggungjawab oleh nelayan.
“Selain itu dalam konsep green port, bakau juga mereduksi emisi, meningkatkan kualitas udara dan air, serta menjaga garis pantai,” kata David.
Oleh sebab itu, Terminal Teluk Lamong juga memiliki Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) prioritas lingkungan yakni bantuan dan pendampingan pembibitan bakau untuk penduduk sekitar Romokalisari.
“Termasuk seribuan bibit bakau varian akar tunjang untuk kegiatan hari ini dipasok dari hasil program ini,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Direktur Utama Pelindo Marine Warsilan menyatakan konservasi yang termasuk melalui gerakan penanaman bakau tersebut merupakan wujud Employee Social Responsibility (ESR) Pelindo yang berhubungan dengan implementasi green port.
“ESR Pelindo sangat tepat dalam mendukung inisiatif TNI AL untuk menggalang kolaborasi pengembangan masyarakat dan kawasan pesisir Indonesia,” katanya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
Warsilan mengatakan ESR menguatkan relasi insan Pelindo dengan masyarakat dan pemangku kepentingan pesisir lainnya yang merupakan mitra dalam aktivitas bisnis Pelindo sebagai operator pelabuhan.
Semangat green port pun termasuk melibatkan kemitraan dengan komunitas lokal untuk mempromosikan kesadaran pelestarian lingkungan dan praktik sustainability atau keberlanjutan yang penting demi generasi mendatang.
Baca juga: Pelindo support climate action by protecting blue carbon ecosystem
Wakil Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut Kolonel Laut (P) Edhi Supriyono menegaskan perlunya kolaborasi dalam konservasi lingkungan pesisir karena banyak yang menggantungkan penghidupan dan mengambil manfaat ekonomi di kawasan garis pantai.
“Harapannya ke depan TNI AL yang telah menerima Pembinaan Potensi Maritim (Binpotmar) bisa lebih banyak menginisiasi kolaborasi pengembangan kawasan pesisir,” ujarnya.
Direktur Utama Terminal Teluk Lamong David Pandapotan Sirait menambahkan, vegetasi bakau juga sangat bermanfaat dalam implementasi konsep green port atau pelabuhan ramah lingkungan Pelindo.
Ia menjelaskan konservasi vegetasi bakau memberikan banyak manfaat ekonomi seperti menjadi latar atraksi destinasi wisata pesisir yang menarik dan menjadi habitat beraneka biota laut yang bisa dipanen secara bertanggungjawab oleh nelayan.
“Selain itu dalam konsep green port, bakau juga mereduksi emisi, meningkatkan kualitas udara dan air, serta menjaga garis pantai,” kata David.
Oleh sebab itu, Terminal Teluk Lamong juga memiliki Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) prioritas lingkungan yakni bantuan dan pendampingan pembibitan bakau untuk penduduk sekitar Romokalisari.
“Termasuk seribuan bibit bakau varian akar tunjang untuk kegiatan hari ini dipasok dari hasil program ini,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024