Dinas Pertanian (Diperta) Probolinggo, Jawa Timur membuat Pupuk Organik Cair (POC) guna menyehatkan tanaman dan pestisida nabati (pestina) untuk mengendalikan hama penyakit yang menyerang tanaman tembakau di wilayah setempat.
"Petani tembakau yang tergabung dalam gabungan dari Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Gebangan dan Sokaan Kecamatan Krejengan membuat POC dan pestina yang dikoordinir oleh tim BPP Krejengan dan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Perkebunan," kata Tim POPT Perkebunan Ika Ratmawati di Probolinggo, Jumat.
Menurut dia, pembuatan pupuk cair dan pestisida itu sebagai bentuk upaya untuk mengatasi masalah penyakit virus (ker-ker) akibat serangan kutu kebul (Bemicia tabaci) pada tanaman tembakau.
"Pembuatan pestisida nabati dilakukan untuk menekan perkembangan kutu kebul agar tidak menjadi vektor penularan virus ke tanaman lainnya, sedangkan pembuatan pupuk organik cair sebagai upaya menyehatkan tanaman yang terkena virus agar bisa sehat," tuturnya.
Ia menjelaskan POC salah satu upaya untuk memperbaiki sifat kimia tanah karena di lapangan pH tanah 5,4 yang merupakan tanah asam, sehingga perlu adanya unsur organik masuk ke lahan.
"Itu merupakan bagian dari gerak cepat Dinas Pertanian melalui BPP Krejengan dengan Poktan Desa Gebangan dan Sokaan untuk mandiri membuat POC dan Pestina," katanya.
Hasil wawancara dengan petani, lanjut dia, menyebutkan bahwa penggunaan pupuk kimia ke tanah berlebihan, sehingga tanah menjadi asam (pH rendah) dan pH rendah berakibat tanaman tembakau mudah terserang penyakit, seperti kerdil, sulit menyerap nutrisi, nekrosis (kuning) dan mudahnya diserang hama.
"Selain itu, bibit tanaman yang di peroleh asal-asalan dan sumber benih tidak tersertifikasi, kalaupun benih sendiri tidak ada perlakuan standar untuk mendapatkan benih unggul," ujarnya.
Ia mengatakan kurangnya monitoring terhadap organisme pengganggu tumbuhan seperti adanya kutu penyebar virus. Selain itu lingkungan atau cuaca mendukung berkembangnya kutu yang suka cuaca panas tapi kondisi lembab.
Sementara Plt Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi mengatakan bahwa untuk mengatasi serangan virus (ker-ker) pada tanaman tembakau, dalam 1 tahun terakhir ini pihaknya mengambil beberapa langkah pengendalian.
"Penggunaan pestisida dan fungisida yang tepat sesuai anjuran dapat membantu dalam mengurangi populasi vektor dan patogen penyebab penyakit tanaman tembakau," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Petani tembakau yang tergabung dalam gabungan dari Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Gebangan dan Sokaan Kecamatan Krejengan membuat POC dan pestina yang dikoordinir oleh tim BPP Krejengan dan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Perkebunan," kata Tim POPT Perkebunan Ika Ratmawati di Probolinggo, Jumat.
Menurut dia, pembuatan pupuk cair dan pestisida itu sebagai bentuk upaya untuk mengatasi masalah penyakit virus (ker-ker) akibat serangan kutu kebul (Bemicia tabaci) pada tanaman tembakau.
"Pembuatan pestisida nabati dilakukan untuk menekan perkembangan kutu kebul agar tidak menjadi vektor penularan virus ke tanaman lainnya, sedangkan pembuatan pupuk organik cair sebagai upaya menyehatkan tanaman yang terkena virus agar bisa sehat," tuturnya.
Ia menjelaskan POC salah satu upaya untuk memperbaiki sifat kimia tanah karena di lapangan pH tanah 5,4 yang merupakan tanah asam, sehingga perlu adanya unsur organik masuk ke lahan.
"Itu merupakan bagian dari gerak cepat Dinas Pertanian melalui BPP Krejengan dengan Poktan Desa Gebangan dan Sokaan untuk mandiri membuat POC dan Pestina," katanya.
Hasil wawancara dengan petani, lanjut dia, menyebutkan bahwa penggunaan pupuk kimia ke tanah berlebihan, sehingga tanah menjadi asam (pH rendah) dan pH rendah berakibat tanaman tembakau mudah terserang penyakit, seperti kerdil, sulit menyerap nutrisi, nekrosis (kuning) dan mudahnya diserang hama.
"Selain itu, bibit tanaman yang di peroleh asal-asalan dan sumber benih tidak tersertifikasi, kalaupun benih sendiri tidak ada perlakuan standar untuk mendapatkan benih unggul," ujarnya.
Ia mengatakan kurangnya monitoring terhadap organisme pengganggu tumbuhan seperti adanya kutu penyebar virus. Selain itu lingkungan atau cuaca mendukung berkembangnya kutu yang suka cuaca panas tapi kondisi lembab.
Sementara Plt Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi mengatakan bahwa untuk mengatasi serangan virus (ker-ker) pada tanaman tembakau, dalam 1 tahun terakhir ini pihaknya mengambil beberapa langkah pengendalian.
"Penggunaan pestisida dan fungisida yang tepat sesuai anjuran dapat membantu dalam mengurangi populasi vektor dan patogen penyebab penyakit tanaman tembakau," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024