Bojonegoro - Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Jatim, Rabu, sudah berfungsi kembali, setelah sedimen di dua pintu pengeluaran air, berhasil disedot dengan peralatan "dredger", namun penyedotan sedimen masih berlangsung, di pintu penguras.
"Pekerjaan penyedotan sedimen dilanjutkan di pintu penguras, yang lokasinya sekitar tiga meter di bawah pintu pengeluaran air, " kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Agus Bachtiar, Rabu.
Ia menjelaskan, pintu pengeluaran bagian kiri, berdiamater, 1,75 meter, Sabtu (31/12), sedimennya berhasil dibersihkan. Menyusul setelah itu, dua hari kemudian, pintu pengeluaran air bagian kanan dengan diameter sama, juga berhasil dibersihkan.
Dengan rampungnya penyedotan sedimen di dua pintu pengeluaran tersebut, secara prinsip Waduk Pacal, sudah bisa berfungsi kembali. Namun, lanjutnya, pintu penguras yang juga tertutup sedimen, juga harus dibersihkan, sebab fungsi pintu penguras yang panjangya 2,10 meter, lebar 1,25 meter, cukup penting.
"Fungsi pintu penguras, sebagai pengelontor sedimen yang masuk ke waduk, " katanya, mengungkapkan.
Ia memperkirakan, pekerjaan penyedotan sedimen yang menutup pintu penguras, tersebut, dalam pekan ini, sudah rampung."Meskipun Waduk Pacal, sudah berfungsi kembali, pengeluaran air secara periodik, belum dilakukan, karena belum ada permintaan dari petani, " kata Pengamat Waduk Pacal UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Arifin.
Sejauh ini, lanjutnya, belum ada permintaan air dari para petani yang menanam padi di daerah irigasinya, seperti di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen, Sumberrejo dan Kanor. Sebab, kebutuhan air irigasi tanaman padi petani, masih bisa dicukupi dari air hujan.
"Air dikeluarkan, biasanya Maret atau April, " katanya, seraya menyebutkan, debit air hujan yang tertampung di waduk setempat, diperkirakan mencapai 16 juta meter kubik.
Waduk Pacal, diketahui tidak bisa berfungsi akibat tertutup sedimen, pada 10 November lalu dan penyedotan sedimen dengan peralatan dredger dimulai sejak 19 Desember. Diperkirakan, sedimen yang menutup di pintu pengeluaran dan pintu penguras ketebalannya, mencapai 13 meter.
Berdasarkan data, Waduk Pacal yang dibangun Belanda, pada 1933, mampu mengairi areal pertanian seluas 16 ribu hektar lebih, dengan kapasitas maksimal 23 juta meter kubik. Diperkirakan, sedimen yang masuk ke waduk, mencapai 15 ribu meter kubik/tahun, akibat rusaknya daerah tangkapan air di wilayah setempat. (*).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012