Pemerintah Kabupaten Trenggalek tak berhenti mendorong perluasan segmentasi pasar produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) daerah itu di pasar global sehingga nilai ekspor bisa meningkat.

Beberapa langkah yang kini gencar digalakkan, kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskomindag) Trenggalek, Saniran, Kamis, adalah dengan memanfaatkan digitalisasi pemasaran, meningkatkan kualitas produk dengan labelisasi, hingga manajemen pengelolaan UMKM.

"Perluasan pangsa pasar global menjadi fokus program pengembangan UMKM kita saat ini," kata Saniran saat mengulas perkembangan UMKM Trenggalek dan capaian ekspor daerah itu selama kurun 2023.

Dia menyebut, capaian ekspor produk UMKM Trenggalek tahun lalu berhasil menembus angka Rp102 miliar lebih.

"Berdasarkan rekap nilai ekspor sampai Desember 2023, nilai ekspor Rp102.106.791.965,00,” paparnya.

Atsiri mendominasi nilai ekspor dengan total Rp54,7 miliar disusul filet dory dengan nilai ekspor Rp30,7 miliar.

Sementara itu untuk ester dan terpentin dengan tujuan ekspor Singapura, Nigeria, India, dan Malaysia membukukan nilai ekspor Rp9,7 miliar.

“Untuk plywood Rp6,9 miliar dengan tujuan ekspor Malaysia dan Brunei Darussalam," imbuhnya.

Meskipun ekspor produk UMKM belum menyentuh secara menyeluruh, lanjut dia, pihaknya optimistis  produk UMKM Trenggalek bisa bersua di pasar global.

Apalagi jumlah UMKM di Trenggalek terus bertambah.

Hal itu merujuk data BPS 2011, dimana jumlah pelaku UMKM di Trenggalek mencapai 143 ribu pelaku usaha.

Sementara itu data baru dari Kemenkop 23.282 unit usaha (UMKM)

"Ini artinya satu orang bisa memiliki lebih dari satu unit usaha. Itu untuk sektor non pertanian. Sementara berdasarkan data BPS pencacahan lengkap tahap satu tahun 2023 sebanyak 179.171 unit usaha di sektor pertanian,” ujarnya.

Untuk mendorong perluasan segmentasi pasar global di tengah pertumbuhan pelaku UMKM itu, Pemkab Trenggalek gencar menggelar pelatihan untuk para pelaku UMKM di daerah itu, salah satunya dengan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mereka (UMKM) dalam memanfaatkan peluang pasar global melalui platform digital.

Kualitas produk dan tata kelola UMKM tentu menjadi hal lain yang harus ditingkatkan agar produk UMKM  mampu bersaing di pasar global, kata Ketua Dekranasda Trenggalek, Novita Hardini.

"Langkah ini diambil sebagai upaya  meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional maupun internasional," tambahnya.

Novita, yang juga caleg terpilih DPR RI 2024-2029 yang memiliki jaringan luas juga getol mempromosikan produk-produk lokal Trenggalek ke kancah internasional, di antaranya adalah mengenalkan potensi yang ada di Bumi Menak Sopal, sebutan lain Trenggalek dalam forum global Woman Enterpreneurs in Asia (WEA) tahun 2022.

Pengenalan potensi lewat forum antarnegara itu diharapkan bisa mengangkat potensi UMKM Trenggalek agar bisa mendunia.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024