Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Tuban merasa kecewa sikap Plt. Ketua Umum, Mardiono yang menyalahkan struktur partai berlambang Ka'bah di arus bawah dan calon legislatif (Caleg) yang gagal meraih kursi legislator.
"Saya sebagai santri Mbah Maimun Zubair, sangat kecewa dengan sikap acuh Mardiono terhadap anggota dan partai," kata Ahmad Zayyinul Khasan, kader partai dan juga pengurus DPC PPP Kabupaten Tuban, Selasa.
Gus Aan, panggilan Ahmad Zayyinul Khasan menilai Mardiono, seorang ketua umum tidak tahu tatanan politik ditingkat arus bawah. Pasalnya dengan mengkambinghitamkan kita semua sebagai pengurus ranting, PAC, DPC dan DPW.
"DPP PPP representasi atas kepemimpinan sebagai seorang pemimpin yang berpolitik secara etis, dimana statemennya kurang pantas dengan menilai pengurus yang ada di bawah kurang kerja keras dan sebagainya," jelasnya.
Padahal kenyataannya, lanjut Gus Aan, semua Caleg di semua kepengurusan berlomba-lomba melakukan inovasi dan trobosan dalam kancah politik. Hal itu dapat dibuktikan dengan jejak digital yang ada.
Ia sebagai santrinya Mbah Maimun zubair yang ada di akar rumput selalu melakukan sebuah penguatan kaderisasi kepengurusan yang masih berjalan sampai saat ini. "Walau Mardiono tidak menganggap kaderisasi tersebut masih solid ketika dibutuhkan partai PPP," terangnya yang juga kader PPP Jawa Timur.
Ditambahkan, agar membuat Mardiono sadar akan arogansinya sebagai ketua umum sementara PPP, harapannya bisa berbenah dengan bentuk yang baru dan kepengurusan untuk Indonesia Emas.
"Bukan masalah yang muncul, tapi penyelesaian dan kami siap mengikuti proses dinamika partai yang ada upaya pendewasaan kita dalam berpolitik," pungkas alumni Unugiri Bojonegoro.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Saya sebagai santri Mbah Maimun Zubair, sangat kecewa dengan sikap acuh Mardiono terhadap anggota dan partai," kata Ahmad Zayyinul Khasan, kader partai dan juga pengurus DPC PPP Kabupaten Tuban, Selasa.
Gus Aan, panggilan Ahmad Zayyinul Khasan menilai Mardiono, seorang ketua umum tidak tahu tatanan politik ditingkat arus bawah. Pasalnya dengan mengkambinghitamkan kita semua sebagai pengurus ranting, PAC, DPC dan DPW.
"DPP PPP representasi atas kepemimpinan sebagai seorang pemimpin yang berpolitik secara etis, dimana statemennya kurang pantas dengan menilai pengurus yang ada di bawah kurang kerja keras dan sebagainya," jelasnya.
Padahal kenyataannya, lanjut Gus Aan, semua Caleg di semua kepengurusan berlomba-lomba melakukan inovasi dan trobosan dalam kancah politik. Hal itu dapat dibuktikan dengan jejak digital yang ada.
Ia sebagai santrinya Mbah Maimun zubair yang ada di akar rumput selalu melakukan sebuah penguatan kaderisasi kepengurusan yang masih berjalan sampai saat ini. "Walau Mardiono tidak menganggap kaderisasi tersebut masih solid ketika dibutuhkan partai PPP," terangnya yang juga kader PPP Jawa Timur.
Ditambahkan, agar membuat Mardiono sadar akan arogansinya sebagai ketua umum sementara PPP, harapannya bisa berbenah dengan bentuk yang baru dan kepengurusan untuk Indonesia Emas.
"Bukan masalah yang muncul, tapi penyelesaian dan kami siap mengikuti proses dinamika partai yang ada upaya pendewasaan kita dalam berpolitik," pungkas alumni Unugiri Bojonegoro.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024