Demonstrasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jember yang memberikan rapor merah kepada Bupati Jember Hendy Siswanto hingga berakhir ricuh di Gedung DPRD Jember, Jawa Timur, Senin sore.

Terjadi aksi dorong antara mahasiswa dan aparat kepolisian saat aktivis IMM berusaha masuk ke halaman Kantor DPRD Jember untuk menemui Bupati Jember Hendy Siswanto, namun dihalangi oleh petugas karena waktu bersamaan ada agenda rapat paripurna di ruang sidang utama DPRD Jember.

"Banyak sekali permasalahan yang ada dalam 3,3 tahun kepemimpinan Bupati Jember saat ini, mulai dari praktik KKN, kemiskinan, stunting, beasiswa, dan janji-janji politik yang tidak terlaksana," kata Ketua Umum IMM Jember Dwi Nouval Zakaria.

Menurutnya, banyak evaluasi yang perlu dibenahi, sehingga IMM Jember menuntut Bupati Hendy melakukan transparansi dana pembangunan pabrik, dugaan nepotisme dan mempertanggungjawabkan tujuh janji politik yang pernah disampaikan.

Aparat kepolisian berusaha untuk menghalau para demonstran, namun mahasiswa tetap nekat menerobos barikade petugas, sehingga sebagian polisi terpaksa memukul pengunjuk rasa agar mundur dari gerbang DPRD Jember.

Hal tersebut sempat memicu ketegangan antara mahasiswa dan polisi, namun tidak sampai terjadi tindakan anarkhis yang menyebabkan aset DPRD Jember rusak seperti demonstrasi sebelumnya.

Puluhan mahasiswa IMM Jember juga membakar ban bekas di bundaran DPRD Jember, sehingga mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian agar asap api tersebut tidak mengganggu pengguna jalan di sekitar Gedung DPRD Jember.

Sementara itu Asisten 3 Pemkab Jember Harry Agustriono mengatakan Bupati Jember tidak bisa menemui pengunjuk rasa karena mengikuti rapat paripurna di ruang sidang utama DPRD Jember.

"Kami diminta untuk menemui mahasiswa IMM Jember dan semua aspirasi mereka tentu akan kami sampaikan kepada Bupati Jember," tuturnya.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024