UNICEF Indonesia berkomitmen mengoptimalkan program "Keterampilan Abad ke-21" yang diinisiasi bersama Pemprov Jawa Timur dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), guna memacu produktivitas dan kreativitas remaja Kota Surabaya.
Chief Education Unicef Indonesia Katheryn Bennett dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Selasa mengatakan "Keterampilan Abad ke-21" pertama kali digulirkan pada 2023 dan berlanjut hingga Desember 2024.
"Ada sekitar 2.040 remaja, dari jumlah itu ada sekitar 300 remaja dari pendidikan nonformal sudah dijangkau dan 125 guru, termasuk 20 guru dari pendidikan nonformal juga sudah dilatih," kata Katheryn.
Selama program tersebut berjalan di tahun sebelumnya sudah menghasilkan pengembangan 1.115 laman, 374 remaja telah menyelesaikan pelatihan dasar produk digital, dan mampu mengembangkan 40 aplikasi digital.
"Oleh sebab itu pada tahun 2024, direncanakan akan ada tambahan 160 guru yang akan dilatih dan tambahan 1.200 remaja akan dijangkau," ujarnya.
Beberapa poin yang dipertegas melalui program itu, di antaranya komunikasi, negosiasi, berfikir kritis, bekerja sama, dan membuat keputusan.
Oleh karena itu, agar program "Keterampilan Abad ke-21" berjalan lebih maksimal, UNICEF bersama Pemprov Jawa Timur dan ITS menyelenggarakan pertemuan dengan para tutor, kepala sekolah, dan pihak swasta.
"Kami juga ingin mendapatkan masukan terkait manfaat serta daya jangkau pada para remaja yang bisa terlibat secara langsung, ini akan menjadi masukan untuk perencanaan program ke depannya" tutur dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Paud dan Pendidikan Non-Formal Dinas Pendidikan Kota Surabaya Mohammad Sufyan mengatakan pengembangan kemampuan digital yang digagas oleh UNICEF bisa dikembangkan di berbagai LKBM yang ada di Surabaya.
"Kami ada 34 LKBM di Surabaya, harapannya tahun ini mereka bisa ikut serta dalam kegiatan baik ini, termasuk pengembangan di bidang yang bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Chief Education Unicef Indonesia Katheryn Bennett dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Selasa mengatakan "Keterampilan Abad ke-21" pertama kali digulirkan pada 2023 dan berlanjut hingga Desember 2024.
"Ada sekitar 2.040 remaja, dari jumlah itu ada sekitar 300 remaja dari pendidikan nonformal sudah dijangkau dan 125 guru, termasuk 20 guru dari pendidikan nonformal juga sudah dilatih," kata Katheryn.
Selama program tersebut berjalan di tahun sebelumnya sudah menghasilkan pengembangan 1.115 laman, 374 remaja telah menyelesaikan pelatihan dasar produk digital, dan mampu mengembangkan 40 aplikasi digital.
"Oleh sebab itu pada tahun 2024, direncanakan akan ada tambahan 160 guru yang akan dilatih dan tambahan 1.200 remaja akan dijangkau," ujarnya.
Beberapa poin yang dipertegas melalui program itu, di antaranya komunikasi, negosiasi, berfikir kritis, bekerja sama, dan membuat keputusan.
Oleh karena itu, agar program "Keterampilan Abad ke-21" berjalan lebih maksimal, UNICEF bersama Pemprov Jawa Timur dan ITS menyelenggarakan pertemuan dengan para tutor, kepala sekolah, dan pihak swasta.
"Kami juga ingin mendapatkan masukan terkait manfaat serta daya jangkau pada para remaja yang bisa terlibat secara langsung, ini akan menjadi masukan untuk perencanaan program ke depannya" tutur dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Paud dan Pendidikan Non-Formal Dinas Pendidikan Kota Surabaya Mohammad Sufyan mengatakan pengembangan kemampuan digital yang digagas oleh UNICEF bisa dikembangkan di berbagai LKBM yang ada di Surabaya.
"Kami ada 34 LKBM di Surabaya, harapannya tahun ini mereka bisa ikut serta dalam kegiatan baik ini, termasuk pengembangan di bidang yang bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024