Wahid Foundation melalui dukungan M21 menyelenggarakan Eco-Peace Forum 2024 dengan tema "Multifaith Movement for a Sustainable Environment" di Desa Damai Bangsring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim).

Dalam keterangannya di Banyuwangi, Jumat, kegiatan ini mempertemukan komunitas anak muda dari berbagai daerah untuk bertukar gagasan serta berinteraksi secara langsung tentang pengelolaan komunitas.

Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid menyampaikan inisiatif tersebut diharapkan dapat menginspirasi banyak pihak untuk bersama-sama berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan alam.

Baca juga: "Wahid Foundation" dan JTI Indonesia dukung penguatan ekonomi perempuan

"Kalau sudah ancaman lingkungan hidup itu tidak peduli apapun agama kita. Artinya ancaman lingkungan hidup ini harus kita hadapi bersama-sama, perbedaan keyakinan tidak boleh menjadi penghalang untuk bersatu dalam menjaga lingkungan yang menjadi rumah bersama bagi seluruh makhluk hidup," ujarnya.

Semangat kerja sama dan kepedulian terhadap lingkungan, lanjutnya, harus menyebar luas melibatkan seluruh elemen masyarakat secara luas dan menjadi gerakan yang berkelanjutan.

Menurut Yenny, terkadang masyarakat terpisahkan oleh identitas yang berbeda-beda, padahal menghadapi ancaman lingkungan, climate change, dan perubahan iklim, yang sama. 

"Agama itu kekuatan besar, kekuatan yang bisa menggerakkan manusia melakukan banyak hal. Jadi agama adalah kekuatan yang luar biasa, mari kita sebagai umat beragama kita lakukan langkah untuk menjaga kelestarian hidup," katanya. 

Tantangan lingkungan yang terjadi saat ini sangat kompleks dan mendesak untuk diatasi, kata dia, dan berbagai masalah lingkungan seperti perubahan iklim, polusi udara, pencemaran, deforestasi dan sampah membutuhkan kerja sama multi-pihak.

Melalui Inisiatif  tersebut Wahid Foundation mendorong kesadaran pentingnya kerja sama lintas agama dalam menghadapi krisis lingkungan.

Sementara itu Koordinator Asia Platform Interfaith Advocacy for Women Human Rights M21 Basel, Wawan Gunawan berharap anak muda yang menjadi peserta ajang tersebut dapat meneruskan perjuangan-perjuangan Gus Dur dalam membangun perdamaian.

"Gus Dur memiliki pemikiran yang sangat luas seperti samudera, ia juga memiliki kasih sayang yang luas seperti lautan. Semoga peserta GDSP yang terdiri dari anak-anak muda ini menjadi penerus Gus Dur dalam memperjuangkan kemaslahatan di tengah masyarakat," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi Dwi Handayani menyampaikan Banyuwangi memiliki sumber daya alam yang melimpah, sehingga perlu dijaga bersama-sama dan memerlukan kerja sama lintas sektor.

"Kami sampaikan terima kasih kepada Wahid Foundation karena melalui kegiatan ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat dan juga membantu kerja-kerja pemerintah dalam upaya menjaga lingkungan hidup, khususnya di Banyuwangi," katanya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024