Otoritas di sejumlah wilayah di India dan Pakistan menutup sekolah-sekolah di tengah kondisi gelombang panas yang melanda kedua negara tersebut.

Pada Senin Departemen Meteorologi India mengatakan wilayah Najafgarh di ibu kota New Delhi mencatat suhu maksimum 47,4 derajat Celsius dan banyak kota lainnya di negara tersebut yang mencatat suhu di atas 45 derajat Celsius.

Otoritas New Delhi meminta sekolah-sekolah di ibu kota itu untuk segera ditutup selama liburan musim panas.

Sejumlah negara bagian lainnya juga memberlakukan kebijakan serupa mengingat kondisi cuaca yang panas.

Pada Selasa Departemen Meteorologi India mengatakan kondisi “gelombang panas hingga gelombang panas ekstrem" kemungkinan besar masih terjadi di dataran barat laut India dan kondisi tersebut akan melanda bagian utara Madhya Pradesh dan Negara Bagian Gujarat selama lima hari ke depan.

Baca juga: BMKG: Udara panas yang melanda Indonesia bukan "heatwave"

Wakil presiden badan prakiraan cuaca swasta, Skymet, Mahesh Palawat kepada Anadolu mengatakan selama beberapa hari belakangan sebagian besar wilayah utara India menghadapi kondisi gelombang panas dan cuaca panas ekstrem diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Mei.

“Banyak kota yang akan mencatat suhu sekitar 45 - 46 derajat Celsius dalam beberapa hari ke depan. Paruh kedua pada Mei dianggap sebagai musim terpanas, sehingga diperkirakan gelombang panas akan terjadi,” katanya.

“Sejak kali ini, kami belum pernah melihat badai petir premonsoon selama periode ini, sehingga suhu udara masih tetap tinggi.”

Di Pakistan, pemerintah akan menutup semua sekolah negeri dan swasta di provinsi timur laut Punjab selama sepekan lantaran gelombang panas ekstrem diperkirakan akan melanda sebagian besar wilayah negara itu dalam beberapa hari ke depan

Sekolah masih akan ditutup selama 25-31 Mei guna memastikan keselamatan para siswa.

Saat ini Pakistan mengalami suhu panas antara 38 derajat Celsius dan 43 derajat Celsius yang berpotensi mencapai 46 derajat Celsius pekan depan.

Sumber: Anadolu

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024