Jember - Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) akan memasang kamera trap di sejumlah lokasi untuk menelusuri kembali jejak harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) di kawasan hutan Meru Betiri, Jawa Timur.
Kepala Balai TNMB, Bambang Darmadja, Senin, mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan pemasangan lima kamera trap untuk mengungkap keberadaan harimau Jawa yang sudah dianggap punah tersebut.
"Kami mengusulkan pengadaan kamera trap kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Kehutanan untuk memonitor perkembangan keberadaan harimau Jawa di Meru Betiri dan usul tersebut disetujui," tuturnya.
Lima kamera trap untuk memotret harimau Jawa itu, lanjut dia, sudah ada di kantor Balai TNMB di Jember, namun perlu persiapan khusus untuk memasang alat tersebut di wilayah TNMB seluas 58 ribu hektare.
"Pemasangan kamera trap itu untuk menjawab keraguan masyarakat yang menilai bahwa harimau Jawa sudah punah, padahal sejumlah bukti seperti kotoran, jejak, dan cakaran harimau Jawa ditemukan beberapa tahun lalu di Meru Betiri," paparnya.
Ia menjelaskan pada penelitian tahun 1997 lalu, ditemukan jejak berukuran 26×28 cm dan kotoran hewan di kawasan Meru Betiri yang diduga kuat sebagai jejak harimau Jawa.
"Saya optimistis bahwa harimau Jawa masih ada di Meru Betiri, meski belum ada petugas TNMB yang melihatnya secara langsung dan tidak terekamnya harimau Jawa dalam kamera trap yang dipasang beberapa tahun lalu," katanya.
Bambang berharap lima kamera trap tersebut dapat dipasang akhir tahun ini, asalkan tidak ada kendala teknis yang signifikan dalam pemasangan kamera untuk menelusuri satwa langka tersebut.
"Sebenarnya waktu yang tepat pemasangan kamera trap adalah musim kemarau karena banyak satwa liar yang menuju sumber mata air untuk minum, sehingga pemasangan kamera bisa terlokalisir," ujarnya menambahkan.
Sementara aktivis Komunitas Pecinta Alam Pemerhati Lingkungan (Kappala) Jember Wahyu Giri Prasetyo optimistis bahwa harimau Jawa belum punah karena beberapa bukti yang ditemukan pada saat penelitian beberapa tahun lalu seperti cakaran dan kotoran satwa langka tersebut.
"Saya masih menyimpan kotoran yang diduga kuat feses harimau Jawa pada penelitian tahun 2004 lalu karena terdapat bulu yang menempel di kotoran itu sesuai dengan medula harimau jawa," tuturnya.
Ia menegaskan bahwa tidak terekamnya sosok harimau Jawa dalam kamera trap beberapa tahun lalu bukan menjadi sebuah kesimpulan bahwa harimau Jawa telah punah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011