Perusahaan rintisan bidang edu-talent technology "Maxy Academy" menekankan mahasiswa harus memiliki kemampuan lain di luar program studi yang dipelajarinya di perguruan tinggi untuk mendukung atau membuka lapangan kerja baru melalui kewirausahaan.

Chief Executive Officer (CEO) Maxy Academy Isaac Nugraha Munandar mengingatkan program studi yang dipelajari mahasiswa di kampus dan kebutuhan lowongan kerja seringkali tidak selaras. 

"Kami menjadi mitra Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, melalui program Kampus Merdeka Magang Studi Independen Bersertifikat atau MSIB, untuk memenuhi kesenjangan antara ilmu yang diterima di dunia perkuliahan dan kebutuhan dalam dunia kerja," katanya melalui keterangan tertulis di Surabaya, Kamis.
 
Salah satunya "Maxy Academy" menggelar seminar yang diikuti puluhan mahasiswa terpilih dari setiap program studi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada 7 Mei 2024. 

Dalam kesempatan itu, Isaac memaparkan berbagai program peningkatan kemampuan di "Maxy Academy" agar mahasiswa memiliki keahlian untuk mendukung kebutuhan dunia kerja, seperti desainer aplikasi dan situs web (UI/UX), pemasaran digital, hingga pemrograman. 

"Kami bekerja sama dengan Transformational Business Network atau TBN Indonesia untuk mendukung mahasiswa yang memiliki minat kewirausahaan sosial agar mendapatkan pendanaan dalam mengembangkan bisnis mereka," ucapnya. 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024