Bojonegoro - Harga gabah hasil panen padi pola tanam maju di sepanjang Bengawan Solo di Bojonegoro, sejak sebulan terakhir stabil berkisar Rp4.100/kg, tidak terpengaruh dengan curah hujan yang mulai melanda wilayah setempat.
"Sudah sebulan ini harga gabah stabil, hujan tidak mempengaruhi harga gabah di tingkat petani. Sebab, panen di Bojonegoro hanya berlangsung di sepanjang areal tanaman padi di sepanjang Bengawan Solo," kata Ketua Kontak Tani Nelayan dan Andalan (KTNA) Bojonegoro, Sarif Usman, Jumat.
Ia menjelaskan, panen padi di sepanjang Bengawan Solo di sejumlah desa di Kecamatan Kalitidu, Malo, Trucuk, Kota, Dander, Balen, juga kecamatan lainnya berlangsung secara bergantian sejak sebulan terakhir.
Dengan adanya panen tanaman padi di sepanjang Bengawan Solo itu, pembelinya tidak hanya pedagang lokal, juga pedagang dari luar, seperti Pati, Jateng dan Kediri.
"Para pedagang berebut gabah, karena produksinya terbatas, " jelasnya seraya menambahkan, namun harga tetap stabil karena produksi tanaman padi yang dihasilkan dari daerah Bojonegoro terbatas.
Berbeda jika panen padi berlangsung secara serentak tidak hanya di areal tanaman padi sepanjang Bengawan Solo, namun juga di areal tanaman padi lainnya, terutama di sepanjang saluran irigasi Waduk Pacal.
"Kalau panen berlangsung secara merata, kemudian turun hujan, harga gabah langsung anjlok, karena para pedagang beralasan faktor penyebabnya kadar air gabah yang dihasilkan tinggi," katanya.
Menurut dia, tanaman padi di sepanjang Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro selama ini memakai pola tanam maju, dengan perhitungan menghindari banjir luapan Bengawan Solo yang biasa terjadi akhir Desember - Januari. Para petani bekerja sama dengan pengusaha pompa air, dengan sistem bagi hasil 70 persen petani dan 30 persen pengusaha.
Ia mengatakan, areal tanaman padi pola tanam maju dengan sistim pompanisasi air Bengawan Solo, tidak terganggu banjir luapan Bengawan Solo. "Kualitas gabah yang dihasilkan juga cukup bagus," katanya.
Secara terpisah Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Subekti menjelaskan, luas areal tanaman padi dengan pola tanam maju di sepanjang Bengawan Solo, mulai Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Padangan, Kalitidu, dan sekitarnya di wilayah barat, hingga di Kecamatan Baureno di wilayah timur mencapai 15.000 hektare.
"Adanya tanaman padi di sepanjang Bengawan Solo, cukup menambah produksi tanaman padi di Bojonegoro, sebab bisa panen tiga kali selama setahun, kalau tidak terganggu banjir," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011