PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim mencatat capaian positif sepanjang triwulan pertama di tahun 2024 yang dipengaruhi optimalisasi kinerja perusahaan.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan akuisisi pasar bisnis sektor riil/produktif terutama untuk bisnis kredit di segmen mikro, kecil dan menengah menjadi faktor pertama yang memunculkan capaian positif pada triwulan pertama ini.
"Kedua, penguatan captive market, yaitu segmen konsumer melalui program retensi, akuisisi sampai dengan turunan di captive market tersebut sebagai satu kesatuan ekosistem yang dikuasai oleh BJTM," kata Busrul dalam keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Senin.
Dia menyebut ekosistem ini selain bisnis kredit konsumer, antara lain seperti pembiayaan proyek pemerintah daerah, pengadaan termasuk layanan transaksional antar BUMD dan BLUD di bawah kendali Pemerintah Daerah," ujarnya.
Kemudian, penetrasi layanan digital yang sekaligus sebagai ikhtiar dalam meningkatkan CASA Ratio.
Busrul menyebut dalam waktu dekat akan diluncurkan "JConnect New Generation" yang dilengkapi dengan fitur lebih lengkap, mulai dari pembukaan rekening, penempatan deposito secara daring, hingga portofolio rekening nasabah yang terintegrasi dalam satu layanan.
"Kemudian penggalian potensi pemasukan melalui layanan non kredit, seperti peningkatan transaksi di bisnis dan layanan devisa. Hal tersebut juga sebagai upaya diversifikasi produk," ucapnya.
Kemudian faktor lainnya adalah fokus pada pertumbuhan bisnis secara unorganic melalui KUB dengan beberapa kandidat BPD.
Sementara, kata dia implementasi rencana strategis yang telah dilakukan oleh Bank Jatim di awal tahun 2024 membuat perusahaan mencetak kinerja yang sangat positif di berbagai lini.
"Triwulan satu 2024, asset perusahaan tumbuh sebesar 4,37 persen (YoY) atau sebesar Rp 100,8 triliun dengan kontribusi dominan dari peningkatan asset produktif," kata dia.
Penyaluran kredit naik 18,76 persen (YoY), pengelolaan DPK meningkat 2,34 persen (YoY) dengan kontribusi terbesar berasal dari jenis tabungan yang tumbuh 13,06 persen (YoY), dan pengelolaan asset perseroan menghasilkan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 6,44 persen (YoY).
"Pertumbuhan DPK terjadi karena adanya pencairan THR yang berimplikasi pada meningkatnya outstanding tabungan. Kemudian laba bersih selama tiga bulan diawal tahun 2024 berhasil tumbuh menjadi Rp310 miliar," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan akuisisi pasar bisnis sektor riil/produktif terutama untuk bisnis kredit di segmen mikro, kecil dan menengah menjadi faktor pertama yang memunculkan capaian positif pada triwulan pertama ini.
"Kedua, penguatan captive market, yaitu segmen konsumer melalui program retensi, akuisisi sampai dengan turunan di captive market tersebut sebagai satu kesatuan ekosistem yang dikuasai oleh BJTM," kata Busrul dalam keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Senin.
Dia menyebut ekosistem ini selain bisnis kredit konsumer, antara lain seperti pembiayaan proyek pemerintah daerah, pengadaan termasuk layanan transaksional antar BUMD dan BLUD di bawah kendali Pemerintah Daerah," ujarnya.
Kemudian, penetrasi layanan digital yang sekaligus sebagai ikhtiar dalam meningkatkan CASA Ratio.
Busrul menyebut dalam waktu dekat akan diluncurkan "JConnect New Generation" yang dilengkapi dengan fitur lebih lengkap, mulai dari pembukaan rekening, penempatan deposito secara daring, hingga portofolio rekening nasabah yang terintegrasi dalam satu layanan.
"Kemudian penggalian potensi pemasukan melalui layanan non kredit, seperti peningkatan transaksi di bisnis dan layanan devisa. Hal tersebut juga sebagai upaya diversifikasi produk," ucapnya.
Kemudian faktor lainnya adalah fokus pada pertumbuhan bisnis secara unorganic melalui KUB dengan beberapa kandidat BPD.
Sementara, kata dia implementasi rencana strategis yang telah dilakukan oleh Bank Jatim di awal tahun 2024 membuat perusahaan mencetak kinerja yang sangat positif di berbagai lini.
"Triwulan satu 2024, asset perusahaan tumbuh sebesar 4,37 persen (YoY) atau sebesar Rp 100,8 triliun dengan kontribusi dominan dari peningkatan asset produktif," kata dia.
Penyaluran kredit naik 18,76 persen (YoY), pengelolaan DPK meningkat 2,34 persen (YoY) dengan kontribusi terbesar berasal dari jenis tabungan yang tumbuh 13,06 persen (YoY), dan pengelolaan asset perseroan menghasilkan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 6,44 persen (YoY).
"Pertumbuhan DPK terjadi karena adanya pencairan THR yang berimplikasi pada meningkatnya outstanding tabungan. Kemudian laba bersih selama tiga bulan diawal tahun 2024 berhasil tumbuh menjadi Rp310 miliar," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024