Panitia Khusus Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Wali Kota Surabaya Tahun 2023 menyoroti kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat terkait pola pengelolaan sampah yang dinilainya masih belum berjalan maksimal.
Anggota Pansus LKPj Wali Kota Surabaya Tahun 2023 Imam Syafi'i di Surabaya, Jumat, menyebut jumlah volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo rata-rata masih 1.500 ton per hari.
"Program pengelolaan sampah ternyata sampai hari ini sampah yang dibuang ke TPA Benowo tidak berkurang," kata Imam.
Dia khawatir apabila jumlah volume sampah tak kunjung ditekan, maka bisa memberikan dampak ke anggaran belanja dan pendapatan daerah (APBD) kota setempat.
"Ini harus diselesaikan, supaya APBD bisa lebih dipakai untuk mengentas kemiskinan dan pemberdayaan UMKM," kata dia.
Apalagi, pemkot masih harus membayarkan tipping fee atau bea gerbang kepada pihak swasta yang mengelola di TPA Benowo.
Besaran alokasi anggaran yang harus dikeluarkan bergantung pada jumlah volume sampah yang masuk.
"Misalnya seperti di tahun 2023 itu untuk membayar tipping fee Rp136 miliar per tahun. Kalau tidak berkurang bisa terus naik," ucap anggota DPRD Surabaya ini.
Jumlah itu tidak sebanding dengan pemasukan yang diterima oleh pemkot setempat per tahunnya.
"Hasil dari sewa lahannya cuma Rp9 miliar setahun. Bayangkan dapatnya Rp9 miliar tetapi pengeluarannya Rp138 miliar," katanya.
Imam pun meminta DLH lebih serius melakukan pengelolaan sampah sembari memperkuat sosialisasi edukasi lingkungan kepada masyarakat. Program pelestarian lingkungan juga harus lebih masif digalakkan.
"DLH yang indikator kinerja organisasi terkait dengan lingkungan hidup harus bekerja lebih keras lagi," ucapnya.
Di tempat sama, Kepala DLH Kota Surabaya Dedik Irianto menyatakan volume sampah yang ada sejalan dengan jumlah penduduk di daerah setempat.
Pihaknya sudah melakukan beragam cara untuk mengatasi permasalahan itu.
"Secara teori satu orang per harinya memproduksi sampah kurang lebih 0,6 kilogram. Kalau ditarik dengan jumlah penduduk Surabaya yang sekitar tiga juta jiwa, berati produksi sampahnya sekitar 1.800 ton," ucapnya.
"Ada yang dipilah, dijadikan kompos, dan lain-lain. Sekarang di TPA Benowo volumenya 1.300 sampai 1.500an," lanjutnya.
Upaya penyuluhan lingkungan sudah gencar dilaksanakan bersama Kader Surabaya Hebat (KSH), tidak hanya tingkat kampung tetapi turut menyasar sekolah.
"Kami juga sering melombakan itu, kalau sosialisasi saja kurang. Sehingga harapan kami bisa berkelanjutan," kata dia.
Selain itu, penerapan Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 16 Tahun 2022 mampu mengurangi angka sampah jenis plastik.
"Kami melihatnya aturan ini untuk Surabaya bisa mengurangi sampai 2-3 ton plastik per hari," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Anggota Pansus LKPj Wali Kota Surabaya Tahun 2023 Imam Syafi'i di Surabaya, Jumat, menyebut jumlah volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo rata-rata masih 1.500 ton per hari.
"Program pengelolaan sampah ternyata sampai hari ini sampah yang dibuang ke TPA Benowo tidak berkurang," kata Imam.
Dia khawatir apabila jumlah volume sampah tak kunjung ditekan, maka bisa memberikan dampak ke anggaran belanja dan pendapatan daerah (APBD) kota setempat.
"Ini harus diselesaikan, supaya APBD bisa lebih dipakai untuk mengentas kemiskinan dan pemberdayaan UMKM," kata dia.
Apalagi, pemkot masih harus membayarkan tipping fee atau bea gerbang kepada pihak swasta yang mengelola di TPA Benowo.
Besaran alokasi anggaran yang harus dikeluarkan bergantung pada jumlah volume sampah yang masuk.
"Misalnya seperti di tahun 2023 itu untuk membayar tipping fee Rp136 miliar per tahun. Kalau tidak berkurang bisa terus naik," ucap anggota DPRD Surabaya ini.
Jumlah itu tidak sebanding dengan pemasukan yang diterima oleh pemkot setempat per tahunnya.
"Hasil dari sewa lahannya cuma Rp9 miliar setahun. Bayangkan dapatnya Rp9 miliar tetapi pengeluarannya Rp138 miliar," katanya.
Imam pun meminta DLH lebih serius melakukan pengelolaan sampah sembari memperkuat sosialisasi edukasi lingkungan kepada masyarakat. Program pelestarian lingkungan juga harus lebih masif digalakkan.
"DLH yang indikator kinerja organisasi terkait dengan lingkungan hidup harus bekerja lebih keras lagi," ucapnya.
Di tempat sama, Kepala DLH Kota Surabaya Dedik Irianto menyatakan volume sampah yang ada sejalan dengan jumlah penduduk di daerah setempat.
Pihaknya sudah melakukan beragam cara untuk mengatasi permasalahan itu.
"Secara teori satu orang per harinya memproduksi sampah kurang lebih 0,6 kilogram. Kalau ditarik dengan jumlah penduduk Surabaya yang sekitar tiga juta jiwa, berati produksi sampahnya sekitar 1.800 ton," ucapnya.
"Ada yang dipilah, dijadikan kompos, dan lain-lain. Sekarang di TPA Benowo volumenya 1.300 sampai 1.500an," lanjutnya.
Upaya penyuluhan lingkungan sudah gencar dilaksanakan bersama Kader Surabaya Hebat (KSH), tidak hanya tingkat kampung tetapi turut menyasar sekolah.
"Kami juga sering melombakan itu, kalau sosialisasi saja kurang. Sehingga harapan kami bisa berkelanjutan," kata dia.
Selain itu, penerapan Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 16 Tahun 2022 mampu mengurangi angka sampah jenis plastik.
"Kami melihatnya aturan ini untuk Surabaya bisa mengurangi sampai 2-3 ton plastik per hari," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024