Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa menyebut Halalbihalal merupakan tradisi silaturahim masyarakat Indonesia yang diperkenalkan KH Abdul Wahab Hasbullah.

“Halalbihalal sudah menjadi tradisi dan budaya warga Indonesia yang dilakukan setiap hari raya Idul Fitri. Tradisi ini, awal mulanya diperkenalkan oleh ulama pendiri Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah," ucap Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 saat menggelar halal bi halal di kediamannya di Surabaya, Kamis.

Saat itu, kata Khofifah, Presiden Soekarno silaturahmi ke Kiai Wahab dan menyampaikan tentang kondisi bangsa yang membutuhkan forum untuk bisa saling bersapa serta meneduhkan antar pemimpin politik.

“Atas saran KH Abdul Wahab Hasbullah, kemudian di Hari Raya Idul Fitri 1948 Hijriah, Bung Karno mengundang seluruh tokoh politik untuk bersilahturahmi di Istana Negara dengan judul Halalbihalal,” ucap Khofifah. 

Semenjak saat itu, lanjutnya, berbagai instansi pemerintahan di era Soekarno menggelar halalbihalal dan berkembang luas di masyarakat hingga menjadi suatu tradisi tahunan di Indonesia, utamanya di kalangan Muslim Jawa.

Baca juga: Gelar Kriya di kediaman Khofifah dihadiri pejabat hingga masyarakat

Selain itu, terdapat tradisi serupa yang diyakini telah ada sejak masa Kandjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I, kadipaten agung di Jawa bagian tengah selatan saat Indonesia masih dikuasai VOC. 

"Kandjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara yang bergelar Pangeran Sambernyawa saat itu mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana setelah salat Idul Fitri," ujar gubernur perempuan pertama di Jawa Timur tersebut.

Pada pertemuan tersebut, kata mantan Menteri Sosial tersebut, diadakan tradisi sungkem dan saling memaafkan kepada raja dan permaisuri, yang kemudian mengilhami organisasi-organisasi Islam untuk menggelar tradisi serupa dengan istilah halalbihalal.

“Esensi dari halalbihalal ialah jika orang berpuasa, maka Allah SWT memaafkan kesalahan dan dosa-dosanya. Kesalahan dan dosa kepada Allah SWT dapat diampuni jika seorang hamba memperbanyak istighfar dan amalan ibadah,” tutur Khofifah.

Namun, kata dia, jika melakukan kesalahan kepada sesama manusia (haqqu al-adami), maka Allah SWT mengampuninya jika diantara sesama manusia tersebut telah saling memaafkan.

Baca juga: Khofifah: Pemudik jangan lewatkan nikmati kuliner dan wisata Jatim

"Maka dari itu, di sini lah letak esensi dari dilakukannya tradisi Halalbihalal. Saling bertemu, saling berjabat tangan, silaturahmi dan saling memaafkan, kembali menjadi pribadi yang fitri,” ucap Khofifah.

Sejumlah tokoh yang tampak hadir diantaranya, Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay, Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto dan Pangko Armada II Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo.

Tidak hanya itu, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur  dari Fraksi PDIP Agatha Retnosari juga tampak hadir, serta Pengurus Pemuda Katholik. Selain itu hadir pula anggota DPR RI terpilih dari Partai Golkar yang juga mantan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, serta Ketua FSPSI Jatim Achmad Fauzi. 

Tak ketinggalan, keluarga besar dari Bani Wahab Chasbullah juga bersilaturahmi ke kediaman Khofifah yang dipimpin oleh Nyai Hj Machfudhoh Aly Ubaid  disusul keluarga dari PW Muslimat NU Jawa Timur pimpinan Nyai Hj Masruroh Wahid. 

Di hari kedua open house (gelar griya) di kediaman Khofifah,  ribuan masyarakat juga masih padat berdatangan ingin bersapa, bersalam dan berhalalbihalal langsung dengan Khofifah.

Halalbihalal sekaligus "gelar griya" (open house) di kediaman Khofifah ini masih akan dilakukan hingga hari ketiga, yaitu pada pagi mulai pukul 10.00 hingga 13.00 WIB, atau sore mulai pukul 16.00 WIB hingga selesai.

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024