Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan peristiwa banjir yang melanda kawasan Dukuh Kupang, pada Kamis (4/4) malam, disebabkan masih berjalannya proyek pembangunan gorong-gorong.
"Hujan kemarin luar biasa derasnya, kami memang melakukan pembendungan, karena proyek gorong-gorong masih berjalan," kata Eri seusai peninjauan pembangunan gorong-gorong di wilayah Dukung Kupang, Jumat sore.
Eri menjelaskan proyek tersebut mengharuskan pihaknya melakukan penyudetan saluran sehingga jalur yang seharusnya dilintasi air harus dialihkan ke titik lain.
Sebab jika tak dilakukan, maka pengerjaan tidak bisa berjalan maksimal karena adanya aliran air yang masuk ke titik pemasangan box culvert.
Namun lantaran hujan deras yang melanda Surabaya kemarin malam membuat peningkatan volume air pada saluran.
Akibatnya terjadi penumpukan pada saluran air, apalagi di lokasi lain, seperti di Jalan Ahmad Yani juga sedang dilakukan pengerjaan proyek serupa.
"Kemarin juga salah penghitungan, kami mengira sudah tidak hujan di Surabaya, karena sekitar tiga minggu cuacanya panas," ucapnya.
Eri tak menampik jika peristiwa banjir kali ini merupakan yang terparah.
"Tahun-tahun kemarin banjir tidak seperti ini, tidak sampai ke lokasi yang belakang," kata dia.
Oleh karena itu, proyek yang sebenarnya ditargetkan rampung pada awal Juni 2024 secepatnya dievaluasi sembari mengakomodasi masukkan dari warga.
"Kami lihat mandek disek (berhenti dulu) atau lanjut," ujarnya.
Eri menambahkan jika nantinya proyek dihentikan maka penutup pada saluran air menuju sungai yang terpasang harus dibuka, sehingga pengerjaan berhenti sementara waktu.
"Kalau sungai ditutup terus dikeruk dan dipasang bok ukuran 2x2 meter berarti harus ditutup, kalau tidak begitu tidak bisa jalan pengerjaannya," kata dia.
Wali Kota Surabaya pun menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat atas kejadian banjir tersebut.
Sementara, salah seorang warga setempat bernama Suharti memperkirakan ketinggian air saat banjir kemarin malam mencapai 1,5 meter.
"Ini paling parah, paling tinggi. Hujannya mulai jam 8 malam, jam setengah 11 deras dan jam 12-nya banjir," kata dia.
Senada, warga lainnya bernama Endang Wiarso menyebut saat pembangunan gorong-gorong beberapa waktu lalu banjir muncul, namun ketinggian air tidak separah kemarin malam.
"Sering banjir di sini, waktu pembangunan sebelum yang ini tidak tinggi. Kemarin airnya deras sekali," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Hujan kemarin luar biasa derasnya, kami memang melakukan pembendungan, karena proyek gorong-gorong masih berjalan," kata Eri seusai peninjauan pembangunan gorong-gorong di wilayah Dukung Kupang, Jumat sore.
Eri menjelaskan proyek tersebut mengharuskan pihaknya melakukan penyudetan saluran sehingga jalur yang seharusnya dilintasi air harus dialihkan ke titik lain.
Sebab jika tak dilakukan, maka pengerjaan tidak bisa berjalan maksimal karena adanya aliran air yang masuk ke titik pemasangan box culvert.
Namun lantaran hujan deras yang melanda Surabaya kemarin malam membuat peningkatan volume air pada saluran.
Akibatnya terjadi penumpukan pada saluran air, apalagi di lokasi lain, seperti di Jalan Ahmad Yani juga sedang dilakukan pengerjaan proyek serupa.
"Kemarin juga salah penghitungan, kami mengira sudah tidak hujan di Surabaya, karena sekitar tiga minggu cuacanya panas," ucapnya.
Eri tak menampik jika peristiwa banjir kali ini merupakan yang terparah.
"Tahun-tahun kemarin banjir tidak seperti ini, tidak sampai ke lokasi yang belakang," kata dia.
Oleh karena itu, proyek yang sebenarnya ditargetkan rampung pada awal Juni 2024 secepatnya dievaluasi sembari mengakomodasi masukkan dari warga.
"Kami lihat mandek disek (berhenti dulu) atau lanjut," ujarnya.
Eri menambahkan jika nantinya proyek dihentikan maka penutup pada saluran air menuju sungai yang terpasang harus dibuka, sehingga pengerjaan berhenti sementara waktu.
"Kalau sungai ditutup terus dikeruk dan dipasang bok ukuran 2x2 meter berarti harus ditutup, kalau tidak begitu tidak bisa jalan pengerjaannya," kata dia.
Wali Kota Surabaya pun menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat atas kejadian banjir tersebut.
Sementara, salah seorang warga setempat bernama Suharti memperkirakan ketinggian air saat banjir kemarin malam mencapai 1,5 meter.
"Ini paling parah, paling tinggi. Hujannya mulai jam 8 malam, jam setengah 11 deras dan jam 12-nya banjir," kata dia.
Senada, warga lainnya bernama Endang Wiarso menyebut saat pembangunan gorong-gorong beberapa waktu lalu banjir muncul, namun ketinggian air tidak separah kemarin malam.
"Sering banjir di sini, waktu pembangunan sebelum yang ini tidak tinggi. Kemarin airnya deras sekali," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024