PT Moringa Indonesia Fangardana (MORIFA) melepas ekspor sebanyak 20 ton daun kelor kering yang dimuat dalam satu kontainer berukuran 40 feet ke pembeli di China.
Dalam siaran pers diterima di Surabaya, Selasa, pelepasan ekpor dilakukan dari gudang dan pengolahan PT MORIFA di Mojokerto pada Senin (1/4).
Direktur Utama PT MORIFA Johnny Lone bersyukur atas ekspor kali ini dan menilai capaian ini tidak lepas dari semua pihak yang terlibat.
Perusahaan, kata dia, turut berbangga bisa membantu memberdayakan petani-petani lokal di Indonesia melalui kegiatan ekspor tersebut. Terlebih kualitas daun kelor dari Indonesia sangat baik dan layak ekspor.
"Kami bahkan ditawarkan untuk suplai 10 kontainer daun kelor setiap bulannya, namun saat ini kendala utamanya adalah keterbatasan jumlah bahan baku daun kelor kering dalam jumlah besar dan keberlanjutan yang bisa mengikuti harga pasar dunia," ujarnya.
Dalam hal lebih memasyarakatkan kelor serta menggerakkan penanaman lebih luas dan pengolahan, kata dia, perusahaannya juga tergabung dalam Asosiasi Beyond Moringa Indonesia (ABMI).
PT MORIFA dan ABMI mengimbau kepada para pemangku kepentingan yang tertarik dengan kelor, baik itu dari tingkat petani pembudidaya, pengolah, pengusaha, akademisi, hingga pemerintah daerah untuk bersinergi memajukan kelor Indonesia ke pasar dunia.
"Sungguh miris bila sesama kita bukannya membentuk aliansi bersama, malah sibuk saling berkompetisi satu sama lain. Kompetitor kita bukan sesama Indonesia, melainkan India yang notabene saat ini menguasai lebih dari 80 persen pasar kelor dunia," tuturnya.
"Mari berupaya menjadikan negeri ini sebagai penghasil kelor nomor satu di dunia," tambah Johnny.
Sementara itu, Humas ABMI Chaedar Saleh menambahkan saat ini merupakan momen tepat untuk mendorong percepatan pengembangan usaha di bidang komoditas Moringa.
"Luasan budidaya yang semakin bertambah, diiringi oleh meningkatnya minat konsumen atas nilai baik dari nutrisi yang dimiliki oleh Moringa," ucapnya.
Dibentuknya Koperasi Beyond Moringa Indonesia yang bergerak di bidang Serba Usaha dengan melibatkan multi pihak mulai dari budi daya, pengolahan, hingga pemasarannya diharapkan menjadi penarik bagi mitra petani, industri serta perdagangan.
Selain mengekspor daun kelor kering, PT MORIFA merupakan produsen dan eksportir untuk bahan-bahan baku kelor lainnya seperti minyak biji kelor, biji kelor, ekstrak kelor untuk makanan, hingga ekstrak kelor untuk kosmetik.
Pemanfaatan dan penggunaan kelor di industri dalam negeri masih sangat tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya.
Padahal kelor ini bagaikan "harta karun" terpendam, sebab hanya bisa tumbuh di daerah tropis seperti di Indonesia dan manfaat kesehatannya sangat banyak. Bahkan, pernah dinobatkan sebagai "the Miracle Tree" of WHO.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Dalam siaran pers diterima di Surabaya, Selasa, pelepasan ekpor dilakukan dari gudang dan pengolahan PT MORIFA di Mojokerto pada Senin (1/4).
Direktur Utama PT MORIFA Johnny Lone bersyukur atas ekspor kali ini dan menilai capaian ini tidak lepas dari semua pihak yang terlibat.
Perusahaan, kata dia, turut berbangga bisa membantu memberdayakan petani-petani lokal di Indonesia melalui kegiatan ekspor tersebut. Terlebih kualitas daun kelor dari Indonesia sangat baik dan layak ekspor.
"Kami bahkan ditawarkan untuk suplai 10 kontainer daun kelor setiap bulannya, namun saat ini kendala utamanya adalah keterbatasan jumlah bahan baku daun kelor kering dalam jumlah besar dan keberlanjutan yang bisa mengikuti harga pasar dunia," ujarnya.
Dalam hal lebih memasyarakatkan kelor serta menggerakkan penanaman lebih luas dan pengolahan, kata dia, perusahaannya juga tergabung dalam Asosiasi Beyond Moringa Indonesia (ABMI).
PT MORIFA dan ABMI mengimbau kepada para pemangku kepentingan yang tertarik dengan kelor, baik itu dari tingkat petani pembudidaya, pengolah, pengusaha, akademisi, hingga pemerintah daerah untuk bersinergi memajukan kelor Indonesia ke pasar dunia.
"Sungguh miris bila sesama kita bukannya membentuk aliansi bersama, malah sibuk saling berkompetisi satu sama lain. Kompetitor kita bukan sesama Indonesia, melainkan India yang notabene saat ini menguasai lebih dari 80 persen pasar kelor dunia," tuturnya.
"Mari berupaya menjadikan negeri ini sebagai penghasil kelor nomor satu di dunia," tambah Johnny.
Sementara itu, Humas ABMI Chaedar Saleh menambahkan saat ini merupakan momen tepat untuk mendorong percepatan pengembangan usaha di bidang komoditas Moringa.
"Luasan budidaya yang semakin bertambah, diiringi oleh meningkatnya minat konsumen atas nilai baik dari nutrisi yang dimiliki oleh Moringa," ucapnya.
Dibentuknya Koperasi Beyond Moringa Indonesia yang bergerak di bidang Serba Usaha dengan melibatkan multi pihak mulai dari budi daya, pengolahan, hingga pemasarannya diharapkan menjadi penarik bagi mitra petani, industri serta perdagangan.
Selain mengekspor daun kelor kering, PT MORIFA merupakan produsen dan eksportir untuk bahan-bahan baku kelor lainnya seperti minyak biji kelor, biji kelor, ekstrak kelor untuk makanan, hingga ekstrak kelor untuk kosmetik.
Pemanfaatan dan penggunaan kelor di industri dalam negeri masih sangat tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya.
Padahal kelor ini bagaikan "harta karun" terpendam, sebab hanya bisa tumbuh di daerah tropis seperti di Indonesia dan manfaat kesehatannya sangat banyak. Bahkan, pernah dinobatkan sebagai "the Miracle Tree" of WHO.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024