Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengirimkan ribuan terpal kepada pengungsi gempa di Pulau Bawean Kabupaten Gresik akibat gempa susulan yang masih saja terus terjadi hingga kini.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto dalam keterangannya di Surabaya Jumat mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan relawan dan TNI AL mengirimkan bantuan ribuan terpal dan menerjunkan tim psikososial.
"Sedikitnya, 3.500 pcs terpal, 40 unit tenda keluarga, dan 100 dus air mineral telah diberangkatkan merespon kebutuhan pengungsi yang terus bertambah," katanya di sela apel pemberangkatan bantuan dan relawan Tim Psikososial itu diawali di Kantor BPBD Jatim dan dilanjutkan di atas KRI Teluk Banten-516, Dermaga Mirah Tanjung Perak, Surabaya.
Ia menjelaskan, berdasar data Pusdalops BPBD Jatim hingga Jumat (29/3), pukul 12.00 WIB, jumlah keseluruhan pengungsi yang ada di Pulau Bawean telah bertambah menjadi sebanyak 34.149 jiwa dari jumlah sebelumnya sebanyak 34.049 jiwa.
"Jumlah itu meliputi, pengungsi anak-anak sebanyak 10.485 jiwa, pengungsi dewasa 18.599 jiwa, dan kelompok lansia sebanyak 5.065 jiwa," katanya.
Sementara sampai dengan waktu yang sama, gempa susulan yang terjadi hingga hari ke-8 ini, telah mencapai sebanyak 366 kali.
"Tim psikososial yang berasal dari berbagai relawan, BPBD Jatim juga menerjunkan tim rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan melakukan assessment terhadap jumlah kerusakan fasilitas umum di Kecamatan Sangkapura dan Tambak, di Pulau Bawean," katanya.
Sementara, berdasarkan update data Pusdalops BPBD Jatim, total dampak kerusakan akibat gempa yang tersebar di tujuh kabupaten adalah sebagai berikut, rumah rusak ringan sebanyak 3.940 unit, rumah rusak sedang 1.618 unit, rumah rusak berat 943 unit, tempat ibadah rusak 200 Unit, sekolah rusak 104 unit, rumah sakit enam unit, Ponpes 8 unit, gedung kantor rusak 29 unit, kandang ternak satu unit dan sepeda motor tiga unit.
Salah satu warga Bawean, Nurul Yaqin menjelaskan, sepanjang dirinya tinggal di Bawean, baru kali ini diguncang gempa bumi seperti ini.
"Tentu saja, semua panik dan khawatir. Apalagi sampai saat ini juga masih terjadi gempa susulan. Karena itu, warga lebih memilih tidur di luar rumah," kata warga Dusun Keramat Baru, Desa Gelam, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto dalam keterangannya di Surabaya Jumat mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan relawan dan TNI AL mengirimkan bantuan ribuan terpal dan menerjunkan tim psikososial.
"Sedikitnya, 3.500 pcs terpal, 40 unit tenda keluarga, dan 100 dus air mineral telah diberangkatkan merespon kebutuhan pengungsi yang terus bertambah," katanya di sela apel pemberangkatan bantuan dan relawan Tim Psikososial itu diawali di Kantor BPBD Jatim dan dilanjutkan di atas KRI Teluk Banten-516, Dermaga Mirah Tanjung Perak, Surabaya.
Ia menjelaskan, berdasar data Pusdalops BPBD Jatim hingga Jumat (29/3), pukul 12.00 WIB, jumlah keseluruhan pengungsi yang ada di Pulau Bawean telah bertambah menjadi sebanyak 34.149 jiwa dari jumlah sebelumnya sebanyak 34.049 jiwa.
"Jumlah itu meliputi, pengungsi anak-anak sebanyak 10.485 jiwa, pengungsi dewasa 18.599 jiwa, dan kelompok lansia sebanyak 5.065 jiwa," katanya.
Sementara sampai dengan waktu yang sama, gempa susulan yang terjadi hingga hari ke-8 ini, telah mencapai sebanyak 366 kali.
"Tim psikososial yang berasal dari berbagai relawan, BPBD Jatim juga menerjunkan tim rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan melakukan assessment terhadap jumlah kerusakan fasilitas umum di Kecamatan Sangkapura dan Tambak, di Pulau Bawean," katanya.
Sementara, berdasarkan update data Pusdalops BPBD Jatim, total dampak kerusakan akibat gempa yang tersebar di tujuh kabupaten adalah sebagai berikut, rumah rusak ringan sebanyak 3.940 unit, rumah rusak sedang 1.618 unit, rumah rusak berat 943 unit, tempat ibadah rusak 200 Unit, sekolah rusak 104 unit, rumah sakit enam unit, Ponpes 8 unit, gedung kantor rusak 29 unit, kandang ternak satu unit dan sepeda motor tiga unit.
Salah satu warga Bawean, Nurul Yaqin menjelaskan, sepanjang dirinya tinggal di Bawean, baru kali ini diguncang gempa bumi seperti ini.
"Tentu saja, semua panik dan khawatir. Apalagi sampai saat ini juga masih terjadi gempa susulan. Karena itu, warga lebih memilih tidur di luar rumah," kata warga Dusun Keramat Baru, Desa Gelam, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024