Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, meminta Dinas Pertanian setempat memberikan pendampingan dan sekaligus mempromosikan perkebunan tanaman buah alpukat karena berpotensi untuk dikembangkan.
Salah satunya, di Perkebunan Madukara, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, yang menjadi penghasil buah alpukat jenis aligator dan dikelola oleh Perhutani KPH Banyuwangi Barat bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
"Lahan perkebunan alpukat ini merupakan milik Perhutani, namun dikelola bekerjasama dengan petani yang merupakan warga sekitar kawasan hutan," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat melaksanakan program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Kamis.
Menurutnya, Desa Bumiharjo merupakan salah satu sentra kebun alpukat jenis aligator di kawasan hutan sekitar 2.000 hektare, namun yang ditanami alpukat hanya sekitar 20 hektare dengan total 6.000 pohon.
Dari seluas 2.000 hektare di perkebunan di wilayah selatan Banyuwangi itu, lanjut Ipuk, juga masih bisa dimaksimalkan hingga 200 ribu pohon.
"Di perkebunan alpukat ini terdapat lima jenis varietas alpukat, yakni aligator, markus, miki, red vietnam, raung. Sejak awal tahun ini saja sudah panen sebanyak tiga kali," kata Ipuk.
Melihat potensi tersebut, Bupati Ipuk meminta kepada Dinas Pertanian untuk mendorong pengembangannya, apalagi alpukat ini merupakan salah satu buah yang digemari masyarakat.
"Selain itu, nanti kami juga akan promosikan, Dinas Pertanian saya minta terus mendampingi. Kalau terus berkembang, bisa saja kita bikin festival yang mengangkat potensi alpukat berbagai varietas, kuliner, olahan, serta yang bertemakan alpukat lainnya," kata Ipuk.
Di setiap program Bunga Desa, Bupati Ipuk getol menggali berbagai potensi di desa tersebut untuk didukung dan dikembangkan. Salah satu potensi besar Desa Bumiharjo adalah sektor pertanian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Salah satunya, di Perkebunan Madukara, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, yang menjadi penghasil buah alpukat jenis aligator dan dikelola oleh Perhutani KPH Banyuwangi Barat bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
"Lahan perkebunan alpukat ini merupakan milik Perhutani, namun dikelola bekerjasama dengan petani yang merupakan warga sekitar kawasan hutan," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat melaksanakan program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Kamis.
Menurutnya, Desa Bumiharjo merupakan salah satu sentra kebun alpukat jenis aligator di kawasan hutan sekitar 2.000 hektare, namun yang ditanami alpukat hanya sekitar 20 hektare dengan total 6.000 pohon.
Dari seluas 2.000 hektare di perkebunan di wilayah selatan Banyuwangi itu, lanjut Ipuk, juga masih bisa dimaksimalkan hingga 200 ribu pohon.
"Di perkebunan alpukat ini terdapat lima jenis varietas alpukat, yakni aligator, markus, miki, red vietnam, raung. Sejak awal tahun ini saja sudah panen sebanyak tiga kali," kata Ipuk.
Melihat potensi tersebut, Bupati Ipuk meminta kepada Dinas Pertanian untuk mendorong pengembangannya, apalagi alpukat ini merupakan salah satu buah yang digemari masyarakat.
"Selain itu, nanti kami juga akan promosikan, Dinas Pertanian saya minta terus mendampingi. Kalau terus berkembang, bisa saja kita bikin festival yang mengangkat potensi alpukat berbagai varietas, kuliner, olahan, serta yang bertemakan alpukat lainnya," kata Ipuk.
Di setiap program Bunga Desa, Bupati Ipuk getol menggali berbagai potensi di desa tersebut untuk didukung dan dikembangkan. Salah satu potensi besar Desa Bumiharjo adalah sektor pertanian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024