Kediri - Kepolisian Sektor Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menangani kasus penganiayaan yang diduga melibatkan seorang oknum kepala desa hingga korbannya babak belur.
"Kami masih menangani masalah ini. Kami juga sudah memanggil kepala desa bersangkutan, tapi pemanggilan masih sebatas saksi," kata Kepala Polsek Plosoklaten, AKP Ismu Kamdaris, Kamis.
Seorang kepala desa asal Desa Donganti, Kecamatan Plosoklaten, yakni Daryono (41), diduga terlibat penganiayaan kepada Kelvin Widarta (16). Pelajar salah satu SMA di Kecamatan Plosoklaten ini melaporkan jika dirinya merasa terluka dengan ulah kepala desa itu.
Kejadian itu berlangsung di tepi jalan pada Sabtu (26/11), tidak jauh dari rumahnya sekitar pukul 06.00 WIB. Sehari sebelumnya, Jumat (25/11), Kelvin bertemu dengan Kibin, salah seorang warga di tepi jalan. Kelvin saat itu sedang mengantarkan dua temannya, Oki (16) dan Dino (17).
Saat bertemu dengan Kibin itulah, Kelvin dimaki-maki dengan tuduhan sengaja berbuat keresahan, karena naik sepeda motor dengan cepat dan dengan suara bising. Kelvin saat itu hanya diam, namun oleh Kibin justru ditantang balap sepeda. Saat itu, Kibin membawa nama kepala desa menantang adu balap.
Kelvin saat itu merasa aneh dengan sikap dari Kibin, sebab ia merasa tidak pernah ugal-ugalan naik sepeda motor. Ia tidak langsung menanggapi permintaan Kibin. Namun, saat itu, ia sempat melihat jika Kibin menggunakan sepeda motor suzuki Satria milik kepala desa.
Keesokan harinya, Kelvin berniat untuk klarifikasi dan meminta maaf pada kepala desa. Saat itu, ia bertemu dengan kepala desa di tepi jalan. Namun, tanpa disangka, ia justru mendapat pukulan di rahangnya, hingga ia langsung pulang ke rumah dan mengadukan masalah ini ke ayahnya.
"Saya hendak minta klarifikasi dan minta maaf kepada Pak Kades jika ada salah, tapi ia justru emosi dan memukul saya," katanya mengungkapkan.
Suhardjito, ayah korban mengtakan, pascapemukulan tersebut, kondisi anaknya tambah parah. Ia sempat muntah, hingga dibawa ke Klinik Surya Madani, di Desa Brenggolo, Plosoklaten, untuk diperiksa.
Bahkan, hingga saat ini, anaknya masih sakit dan belum masuk sekolah. Ia mengaku tidak terima dengan sikap kepala desa yang dinilai arogan, tanpa ada penjelasan. Padahal, anaknya bukanlah anak yang nakal. Ia akhirnya melaporkan hal ini ke polisi.
Sementara itu, Kades Donganti, Daryono, yang ditemui mengaku jika anak tersebut pendiam, namun ia enggan menanggapi pemukulan yang dilakukannya.
"Kami akan mencoba menyelesaikan ini secara kekeluargaan. Kami undang mereka (keluarga korban) ke kantor," kata Daryono. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011