Jember - Tiga aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Kabupaten Jember, Jatim, yang melakukan aksi mogok makan sebagai bentuk solidaritas untuk rakyat Papua dilarikan ke "Unit Medical Center" (UMC) Universitas Jember, Kamis.
Tiga mahasiswa tersebut kondisinya semakin melemah, bahkan dua mahasiswi di antaranya pingsan di sela-sela unjuk rasa "Peduli Rakyat Papua" di Bundaran DPRD Jember, sehingga sejumlah aktivis terpaksa menggotong dua mahasiswi yang pingsan ke posko Peduli Papua yang didirikan di dekat gedung DPRD Jember.
"Tiga mahasiswa yang dibawa ke UMC Unej yakni Itaul Hasanah, Mamik, dan Nuril Huda, ketiganya mahasiswa Fakultas Sastra Unej. Itaul dan Mamik sempat pingsan di sela-sela unjuk rasa, sehingga langsung dibawa ke UMC," kata koordinator aksi GMNI Jember, Habiby Nuronnasah.
Hasil pemeriksaan di UMC Universitas Jember menyebutkan bahwa tiga mahasiswa yang melakukan mogok makan itu mengalami dehidrasi dan kekurangan zat besi atau anemia, namun tidak perlu menjalani rawat inap.
"Setelah mendapatkan pertolongan pertama di UMC, tiga mahasiswa yang mengalami dehidrasi dan anemia itu dipulangkan ke kos-kosannya masing-masing. Kami memang mengakhiri aksi mogok makan hari ini," katanya menjelaskan.
Sebanyak 20 aktivis GMNI Jember menggelar unjuk rasa yang dilanjutkan dengan membuka posko "Peduli Papua" di depan DPRD Kabupaten Jember yang dibarengi dengan aksi mogok makan di posko tersebut, sejak Senin (28/11) hingga Kamis.
"Mogok makan tersebut memang dilaksanakan selama empat hari sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang kurang serius menindaklanjuti kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua," paparnya.
GMNI Jember, lanjut dia, mendesak pemerintah untuk menindak tegas oknum TNI dan Polri yang terlibat dalam kerusuhan di Papua dan melakukan nasionalisasi atas PT Freeport demi kesejahteraan rakyat Papua.
"Kami mendesak nasionalisasi PT Freeport secara khusus untuk rakyat Papua dan secara umum untuk bangsa Indonesia, agar tidak ada lagi rakyat Papua yang hidup menderita di bawah garis kemiskinan," katanya menjelaskan.
Habiby menegaskan rakyat Papua adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga pemerintah harus memberikan perhatian serius kepada rakyat Papua, agar kasus Timor Timur tidak terulang di Papua.
Selain melakukan aksi mogok makan, GMNI Jember juga menggalang seribu tanda tangan untuk rakyat Papua yang akan dikirimkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui DPRD Jember.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011