Satuan Polisi Perairan dan Udara (Sat Polairud) Polres Situbondo, Jawa Timur, Sabtu, berhasil mengevakuasi terhadap tiga orang nelayan setelah perahunya terbelah menjadi dua dan karam akibat dihantam ombak sekitar dua meter.
Kasat Polairud Polres Situbondo AKP Gede Sukarmadiyasa mengemukakan bahwa perahu nelayan dengan tiga orang anak buah kapal atau ABK pecah menjadi dua bagian dihantam ombak ketika hendak berlabuh di Perairan Kalbut, Desa Semiring, Kecamatan Mangaran.
"Tiga orang nelayan ini sudah bersiap untuk berlabuh, namun tiba-tiba perahunya dihantam ombak setinggi dua meter, lalu karam menjadi dua bagian," katanya.
Tiga orang nelayan berhasil dievakuasi dengan selamat yakni Busali (55) selaku nakhoda bersama dua orang anak buah kapal yakni Asmojo (60) dan Sadun (50), ketiganya menaiki perahu tanpa nama untuk mencari ikan.
"Mereka berangkat melaut pada Sabtu, 9 Maret 2024, sekitar pukul 05:00 WIB, kemudian saat akan pulang ke darat sekitar pukul 15:30 WIB masuk perairan Kalbut lalu dihantam gelombang dan angin," kata AKP Gede.
Satpolairud bersama dengan warga lainnya mengevakuasi tiga orang nelayan tersebut ke daratan dengan kondisi selamat, meskipun ada satu orang di antaranya yang harus dirawat ke rumah sakit terdekat.
"Tadi Kami sedang patroli dan memantau cuaca karena memang ekstrem. Banyak kapal dan perahu yang larat jangkar karena terbawa oleh angin dan gelombang laut," kata Gede.
Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa perahu karam milik nelayan itu, akibat insiden itu kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp30 juta, karena perahu pecah menjadi dua bagian dan alat tangkap ikan hilang terbawa arus laut.
Para pemilik kapal dan perahu berdatangan ke pantai untuk mengencangkan tali jangkar serta mengikat kencang perahunya agar tidak terbawa gelombang atau tidak bertabrakan dengan perahu lain.
"Kami meminta kepada para nelayan yang akan melaut, hendaknya ditunda atau membawa peralatan pengamanan laut yang cukup, karena cuaca ekstrem," katanya.
AKP Gede menambahkan, beberapa hari ini cuaca perairan laut Situbondo cukup ekstrem, angin kencang dan gelombang tinggi hingga mencapai dua meter mengancam keselamatan nelayan yang sedang melaut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kasat Polairud Polres Situbondo AKP Gede Sukarmadiyasa mengemukakan bahwa perahu nelayan dengan tiga orang anak buah kapal atau ABK pecah menjadi dua bagian dihantam ombak ketika hendak berlabuh di Perairan Kalbut, Desa Semiring, Kecamatan Mangaran.
"Tiga orang nelayan ini sudah bersiap untuk berlabuh, namun tiba-tiba perahunya dihantam ombak setinggi dua meter, lalu karam menjadi dua bagian," katanya.
Tiga orang nelayan berhasil dievakuasi dengan selamat yakni Busali (55) selaku nakhoda bersama dua orang anak buah kapal yakni Asmojo (60) dan Sadun (50), ketiganya menaiki perahu tanpa nama untuk mencari ikan.
"Mereka berangkat melaut pada Sabtu, 9 Maret 2024, sekitar pukul 05:00 WIB, kemudian saat akan pulang ke darat sekitar pukul 15:30 WIB masuk perairan Kalbut lalu dihantam gelombang dan angin," kata AKP Gede.
Satpolairud bersama dengan warga lainnya mengevakuasi tiga orang nelayan tersebut ke daratan dengan kondisi selamat, meskipun ada satu orang di antaranya yang harus dirawat ke rumah sakit terdekat.
"Tadi Kami sedang patroli dan memantau cuaca karena memang ekstrem. Banyak kapal dan perahu yang larat jangkar karena terbawa oleh angin dan gelombang laut," kata Gede.
Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa perahu karam milik nelayan itu, akibat insiden itu kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp30 juta, karena perahu pecah menjadi dua bagian dan alat tangkap ikan hilang terbawa arus laut.
Para pemilik kapal dan perahu berdatangan ke pantai untuk mengencangkan tali jangkar serta mengikat kencang perahunya agar tidak terbawa gelombang atau tidak bertabrakan dengan perahu lain.
"Kami meminta kepada para nelayan yang akan melaut, hendaknya ditunda atau membawa peralatan pengamanan laut yang cukup, karena cuaca ekstrem," katanya.
AKP Gede menambahkan, beberapa hari ini cuaca perairan laut Situbondo cukup ekstrem, angin kencang dan gelombang tinggi hingga mencapai dua meter mengancam keselamatan nelayan yang sedang melaut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024