Surabaya - Asosiasi Pengusaha Indonesia meyakini blokade Jalan Raya Porong, Sidoarjo oleh sejumlah korban Lumpur Laindo di wilayah tersebut, meningkatkan biaya pengiriman barang dari dan ke Surabaya mencapai 50 persen. "Penutupan Jalan Raya Porong yang dilakukan oleh ribuan korban lumpur tersebut, berdampak sangat besar bagi perekonomian Jatim," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur, Alim Markus dihubungi dari Surabaya, Senin. Ia mencontohkan, jika kendaraan pengangkut barang melaju dari Surabaya menuju Malang dan mengalami macet satu jam di jalan tersebut, estimasi jarak tempuh kedua kota itu menjadi tiga jam. "Padahal, saat hari normal waktu yang dibutuhkan untuk mengirim barang dari Surabaya-Malang cukup dua jam," ujarnya. Kalau kondisi ini berlarut-larut, ia mengaku, siap mengirimkan surat kepada Lapindo Brantas untuk segera melunasi kewajibannya membayar ganti rugi kepada korban lumpur di Sidoarjo. "Kalau masalahnya hanya kewajiban pembayaran ganti rugi, harusnya bisa dibicarakan dengan kepala dingin. Jangan rugikan masyarakat lain yang selama ini menggunakan Jalan Raya Porong, termasuk pelaku ekonomi Jatim," ucapnya. Hal senada diungkapkan oleh Anggota Tim Tenaga Ahli Kamar Dagang dan Industri Jatim, Jamhadi. Ia menilai, permasalahan Jalan Raya Porong yang diblokade sejumlah korban lumpur dapat merugikan perekonomian Jatim, termasuk Surabaya. "Sejak persoalan ini muncul tahun 2006, kami pernah mengirimkan surat ke manajemen Lapindo untuk menawarkan solusi. Namun, tidak pernah ditanggapi surat tersebut," ucapnya, mengungkapkan. Di sisi lain, lanjut dia, potensi kerugian perekonomian Jatim akibat Lumpur Lapindo sangat besar. Dari besaran Produk Domestik Regional Bruto Jatim senilai Rp800 triliun, kontribusi 23 persen berasal dari jalur distribusi barang di Jalan Raya Porong, Sidoarjo. "Bahkan, mayoritas barang yang diangkut oleh beberapa kendaraan besar di jalur tersebut untuk memenuhi permintaan masyarakat di Kawasan Timur Indonesia," katanya, menambahkan.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011