Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Tri Erwandi mengatakan bahwa inflasi bulanan (month to month) pada Februari 2024 di Kabupaten Jember sebesar 0,48 persen dan angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi mtm di Provinsi Jawa Timur sebesar 0,49 persen.
"Pada Februari 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Jember sebesar 2,22 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,70," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Sabtu.
Menurut dia, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi bulanan pada Februari 2024 di antaranya beras, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah, dan minyak goreng.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi di antaranya tongkol diawetkan, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, udang basah, dan pisang.
Baca juga: BI Jember optimistis inflasi tetap terkendali 2,5 persen pada 2024
"Pada bulan Februari 2024 terjadi banyak kenaikan di sejumlah komoditas pangan yang mengakibatkan inflasi bulanan cukup tinggi di antaranya beras, daging ayam ras, dan cabai," tuturnya.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yakni beras sebesar 0,33 persen; daging ayam ras sebesar 0,07 persen; telur ayam ras sebesar 0,06 persen; cabai merah sebesar 0,05 persen; dan minyak goreng sebesar 0,04 persen.
Pantauan di sejumlah pasar tradisional di Jember, harga beras premium dan medium terus merangkak naik berkisar Rp16.000 hingga Rp17.000 per kilogram untuk premium dan Rp11.000 hingga Rp12.000 per kg untuk medium, sehingga menjadi komoditas penyumbang tertinggi inflasi di kabupaten setempat.
"Saya mengimbau Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan laju inflasi agar bisa ditekan," katanya.
Inflasi Jember sebesar 0,48 persen merupakan peringkat ketiga terendah di Jawa Timur setelah Bojonegoro mengalami inflasi sebesar 0,39 persen, kemudian Surabaya 0,45 persen, dan ketiga Jember sebesar 0,48 persen.
Sebelumnya Bupati Jember Hendy Siswanto bersama TPID selalu menggelar rapat koordinasi melalui Program "Si Rambo" yang digelar setiap hari Rabu.
"Kolaborasi antarsemua elemen memang sangat dibutuhkan untuk pengendalian inflasi terutama pada bahan pokok dan meningkatkan daya beli masyarakat," kata Hendy.
Pemkab Jember juga berkoordinasi dengan Bulog Jember dan penggilingan beras untuk memastikan bahwa stok beras di Jember aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadhan hingga Lebaran 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Pada Februari 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Jember sebesar 2,22 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,70," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Sabtu.
Menurut dia, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi bulanan pada Februari 2024 di antaranya beras, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah, dan minyak goreng.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi di antaranya tongkol diawetkan, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, udang basah, dan pisang.
Baca juga: BI Jember optimistis inflasi tetap terkendali 2,5 persen pada 2024
"Pada bulan Februari 2024 terjadi banyak kenaikan di sejumlah komoditas pangan yang mengakibatkan inflasi bulanan cukup tinggi di antaranya beras, daging ayam ras, dan cabai," tuturnya.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yakni beras sebesar 0,33 persen; daging ayam ras sebesar 0,07 persen; telur ayam ras sebesar 0,06 persen; cabai merah sebesar 0,05 persen; dan minyak goreng sebesar 0,04 persen.
Pantauan di sejumlah pasar tradisional di Jember, harga beras premium dan medium terus merangkak naik berkisar Rp16.000 hingga Rp17.000 per kilogram untuk premium dan Rp11.000 hingga Rp12.000 per kg untuk medium, sehingga menjadi komoditas penyumbang tertinggi inflasi di kabupaten setempat.
"Saya mengimbau Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan laju inflasi agar bisa ditekan," katanya.
Inflasi Jember sebesar 0,48 persen merupakan peringkat ketiga terendah di Jawa Timur setelah Bojonegoro mengalami inflasi sebesar 0,39 persen, kemudian Surabaya 0,45 persen, dan ketiga Jember sebesar 0,48 persen.
Sebelumnya Bupati Jember Hendy Siswanto bersama TPID selalu menggelar rapat koordinasi melalui Program "Si Rambo" yang digelar setiap hari Rabu.
"Kolaborasi antarsemua elemen memang sangat dibutuhkan untuk pengendalian inflasi terutama pada bahan pokok dan meningkatkan daya beli masyarakat," kata Hendy.
Pemkab Jember juga berkoordinasi dengan Bulog Jember dan penggilingan beras untuk memastikan bahwa stok beras di Jember aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadhan hingga Lebaran 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024