Dinas Kesehatan Probolinggo, Jawa Timur mengimbau warga terdampak banjir di dua desa di daerah setempat untuk mewaspadai penyakit leptospirosis pascabanjir.

"Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Leptospira masuk ke tubuh melalui kulit luka, selaput ukosa (mata, hidung, mulut) yang kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi kencing (urine) tikus yang terinfeksi kuman Leptospira," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo di Probolinggo, Senin.

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Probolinggo selama beberapa jam menyebabkan Desa Kedungdalem dan Desa Dringu di Kecamatan Dringu terendam banjir pada Minggu (25/2) malam.

"Lingkungan terkontaminasi dapat berupa banjir, genangan air, tempat sampah, persawahan, perkebunan, sungai, sumber air dan lain-lain," ujarnya.

Ia menjelaskan tanda dan gejala demam di atas 38,5 derajat celsius dengan atau tanpa sakit kepala, nyeri otot lemas, mata merah, mual, nafsu makan berkurang, nyeri betis, mata atau kulit kuning, tidak bisa kencing/sedikit dengan warna kecoklatan (seperti teh).

"Apabila menemukan gejala tersebut setelah beraktivitas di lingkungan yang terkontaminasi 1-2 minggu sebelumnya maka harus segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat," ucapnya.

Ia menjelaskan cara pencegahannya yakni menghindari kontak dengan lingkungan terkontaminasi, menggunakan alat pelindung diri ketika beraktivitas dengan lingkungan terkontaminasi (sarung tangan, sepatu boot, masker dan lain-lain) dan higienis sanitasi lingkungan (kebersihan tempat sampah/rongsokan, menutup genangan).

"Selain itu, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dengan mencuci bagian tubuh yang kontak dengan lingkungan terkontaminasi dengan sabun," katanya.

Ia mengatakan pengobatan leptospirosis yang terlambat dapat menyebabkan kematian, sehingga segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan, apabila mengalami salah satu gejala tersebut.

"Kami imbau warga waspada terhadap penyakit-penyakit yang berpotensi terjadi pascabanjir seperti leptospirosis, diare, ispa dan penyakit kulit," ujarnya.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024