Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau operasional rumah potong khusus babi di Banjarsugihan, Kecamatan Tandes, Jumat, usai dipindahkan dari wilayah Pegirian, Kecamatan Semampir, sejak 19 Februari 2024.
"Sudah pindah ke Banjarsugihan, yang akan melakukan pemotongan bisa ke sini," kata Eri sesuai peninjauan.
Eri berharap fasilitas pemotongan di Banjarsugihan bisa memberikan dampak pada pendapatan Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH).
"Bisa terus meningkat pemotongannya, karena tempatnya lebih besar dan nyaman," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Utama PD RPH Kota Surabaya Fajar Isnugroho mengatakan rumah potong babi sudah menjalani tahapan uji coba operasional pekan lalu atau sebelum menerima permintaan pemotongan dari pelanggan.
"Setelah evaluasi kami sudah berjalan normal dan petugas beradaptasi dengan peralatan," ujarnya.
Dia menyebut jumlah pemotongan harian yang sudah dilaksanakan di rumah potong Banjarsugihan mencapai 200 ekor, sedangkan untuk momen tertentu ditargetkan bisa mencapai 400 ekor.
"Karena ini sekarang pemotongan masih seminggu empat hari, maka jumlahnya seperti itu. Karena itu kami akan coba ajak para jagal," ucapnya.
Fajar juga mengapresiasi keputusan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memindahkan rumah potong hewan dari Pegirian ke Banjarsugihan.
Pasalnya, di Pegirian lokasi pemotongan juga berseberangan dengan wisata religi Sunan Ampel dan dekat dengan rumah potong sapi.
Pemindahan ini, kata dia, bisa mencegah anggapan masyarakat soal komitmen RPH menjaga kehalalan produk daging sapi.
"Pak Wali Kota mengambil langkah tepat memisahkan dari pemotongan halal dan nonhalal. Karena di Pegirian disorot banyak orang, sebab sebenarnya pemotongan sapi yang sudah terjamin halal tak boleh tercampur dengan hewan nonhalal dengan jarak 5 kilometer," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Sudah pindah ke Banjarsugihan, yang akan melakukan pemotongan bisa ke sini," kata Eri sesuai peninjauan.
Eri berharap fasilitas pemotongan di Banjarsugihan bisa memberikan dampak pada pendapatan Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH).
"Bisa terus meningkat pemotongannya, karena tempatnya lebih besar dan nyaman," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Utama PD RPH Kota Surabaya Fajar Isnugroho mengatakan rumah potong babi sudah menjalani tahapan uji coba operasional pekan lalu atau sebelum menerima permintaan pemotongan dari pelanggan.
"Setelah evaluasi kami sudah berjalan normal dan petugas beradaptasi dengan peralatan," ujarnya.
Dia menyebut jumlah pemotongan harian yang sudah dilaksanakan di rumah potong Banjarsugihan mencapai 200 ekor, sedangkan untuk momen tertentu ditargetkan bisa mencapai 400 ekor.
"Karena ini sekarang pemotongan masih seminggu empat hari, maka jumlahnya seperti itu. Karena itu kami akan coba ajak para jagal," ucapnya.
Fajar juga mengapresiasi keputusan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memindahkan rumah potong hewan dari Pegirian ke Banjarsugihan.
Pasalnya, di Pegirian lokasi pemotongan juga berseberangan dengan wisata religi Sunan Ampel dan dekat dengan rumah potong sapi.
Pemindahan ini, kata dia, bisa mencegah anggapan masyarakat soal komitmen RPH menjaga kehalalan produk daging sapi.
"Pak Wali Kota mengambil langkah tepat memisahkan dari pemotongan halal dan nonhalal. Karena di Pegirian disorot banyak orang, sebab sebenarnya pemotongan sapi yang sudah terjamin halal tak boleh tercampur dengan hewan nonhalal dengan jarak 5 kilometer," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024