Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) dan Pengurus Cabang Aisyiyah Banyuwangi menerima hibah dari program Kiat-Gesit sektor air bersih dan sanitasi dari Pemerintah Australia.
Program pemberdayaan masyarakat untuk kesetaraan gender dan inklusi sosial di bidang infrastruktur (Gesit) ini merupakan inisiatif dari Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT).
"Terima kasih kepada pemerintah pusat, Pemerintah Australia, program KIAT-GESIT bisa dilaksanakan di Banyuwangi. Tentunya ini akan mendukung pembangunan pemerintah daerah dari perspektif gender dan inklusi sosial, khususnya dalam pemenuhan dan pengelolaan air bersih yang ramah perempuan dan teman disabilitas," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Selasa.
Masing-masing organisasi tersebut akan mendapatkan hibah senilai Rp500 juta untuk mendukung operasional kegiatan pengarusutamaan kesetaraan gender dan inklusi sosial di bidang infrastruktur air bersih yang lebih ramah pada perempuan dan penyandang disabilitas.
Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi Mujiono mengharapkan melalui program ini perempuan dan penyandang disabilitas dapat terlibat dalam pemenuhan dan pengelolaan air bersih.
"Mulai perencanaan, perancangan, implementasi dan memantau pembangunan infrastruktur," kata dia.
Fasilitator Gesit Banyuwangi Shinta Ary menjelaskan bahwa Banyuwangi menjadi salah satu daerah pelaksanaan program itu, salah satu faktornya karena kinerja perusahaan daerah air minum (PDAM) sebagai salah satu yang terbaik Indonesia.
"Pemberian dana hibah Gesit kepada organisasi masyarakat sipil lokal dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kapasitas mereka dalam memengaruhi formulasi kebijakan infrastruktur pemerintah daerah," ujarnya.
Program tersebut akan berjalan selama dua tahun, di antaranya diisi dengan program penguatan upaya dalam rangka menyiapkan organisasi perempuan dan teman difabel untuk bisa terlibat dalam pengelolaan air bersih secara langsung.
Melalui program ini, perempuan dan penyandang disabilitas diharapkan terlibat aktif dalam pemenuhan dan pengelolaan air bersih.
"Dana hibah ini akan difokuskan pada kegiatan non-teknis guna mendukung lahirnya kebijakan atau payung hukum keterlibatan perempuan dan penyandang disabilitas dalam pengelolaan air bersih," kata Shinta.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Program pemberdayaan masyarakat untuk kesetaraan gender dan inklusi sosial di bidang infrastruktur (Gesit) ini merupakan inisiatif dari Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT).
"Terima kasih kepada pemerintah pusat, Pemerintah Australia, program KIAT-GESIT bisa dilaksanakan di Banyuwangi. Tentunya ini akan mendukung pembangunan pemerintah daerah dari perspektif gender dan inklusi sosial, khususnya dalam pemenuhan dan pengelolaan air bersih yang ramah perempuan dan teman disabilitas," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Selasa.
Masing-masing organisasi tersebut akan mendapatkan hibah senilai Rp500 juta untuk mendukung operasional kegiatan pengarusutamaan kesetaraan gender dan inklusi sosial di bidang infrastruktur air bersih yang lebih ramah pada perempuan dan penyandang disabilitas.
Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi Mujiono mengharapkan melalui program ini perempuan dan penyandang disabilitas dapat terlibat dalam pemenuhan dan pengelolaan air bersih.
"Mulai perencanaan, perancangan, implementasi dan memantau pembangunan infrastruktur," kata dia.
Fasilitator Gesit Banyuwangi Shinta Ary menjelaskan bahwa Banyuwangi menjadi salah satu daerah pelaksanaan program itu, salah satu faktornya karena kinerja perusahaan daerah air minum (PDAM) sebagai salah satu yang terbaik Indonesia.
"Pemberian dana hibah Gesit kepada organisasi masyarakat sipil lokal dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kapasitas mereka dalam memengaruhi formulasi kebijakan infrastruktur pemerintah daerah," ujarnya.
Program tersebut akan berjalan selama dua tahun, di antaranya diisi dengan program penguatan upaya dalam rangka menyiapkan organisasi perempuan dan teman difabel untuk bisa terlibat dalam pengelolaan air bersih secara langsung.
Melalui program ini, perempuan dan penyandang disabilitas diharapkan terlibat aktif dalam pemenuhan dan pengelolaan air bersih.
"Dana hibah ini akan difokuskan pada kegiatan non-teknis guna mendukung lahirnya kebijakan atau payung hukum keterlibatan perempuan dan penyandang disabilitas dalam pengelolaan air bersih," kata Shinta.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024