Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menargetkan pembangunan tanggul sepanjang 2,5 kilometer untuk mencegah banjir di kawasan Pakal Madya hingga Sumberejo rampung dalam dua bulan.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan pembangunan tanggul tersebut berdasarkan hasil perhitungan yang menyesuaikan dengan kondisi di lapangan, sebab pada Sabtu (17/2) rumah warga di tersebut sempat dilanda banjir.

"Saya lihat banjir tingginya tidak rata, ada yang satu mata kaki, ada satu lutut, tetapi yang saya ambil adalah yang tertinggi," kata Eri melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Senin.

Tanggul yang dibangun di wilayah Surabaya Barat itu nantinya punya tinggi 1,2 meter.

Pemkot Surabaya menyatakan bahwa penyebab tergenangnya wilayah Pakal Madya lantaran adanya air kiriman dari wilayah Kabupaten Gresik yang tidak bisa tertampung sehingga meluber ke permukiman warga.

Eri menyebut pembangunan bozem di tanah fasilitas umum (fasum) milik pengembang juga menjadi prioritas.
 
Bozem yang dibangun itu difungsikan menahan air saat hujan deras agar tidak langsung menuju ke sungai kawasan Pakal. Kini pemkot masih melakukan penghitungan pada luasan lahan dibutuhkan.

"Jadi nanti (air) tidak langsung dibuang ke sungai, ada pintu kecil dan dalam waktu dua jam ditampung dulu di bozem, setelah itu dibuang ke sungai," ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Syamsul Hariadi menjelaskan pengerjaan tanggul dibarengi dengan pemasangan karung pasir sebagai tanggul sementara untuk menghadang luapan air di Pakal Madya.

"Karena darurat maka pakai sandback (karung pasir) dengan panjang sekitar 2,5 kilometer, itu yang menjadi prioritas pertama yang kami kerjakan, agar warga tidak kebanjiran sambil kami kerjakan tanggul permanen," ucapnya.

Prioritas pembangunan tanggul sungai akan dimulai dari hulu ke hilir, yakni mulai kawasan Jalan Pakal Madya hingga menuju ke Sumberrejo.

"Sehingga air yang akan meluber ke Jalan Pakal Madya itu bisa direduksi. Jadi, tahapannya kami bangun tanggul dulu setelah itu jalan (ditinggikan)," jelasnya.

Pola penanganan banjir kiriman juga dikoordinasikan dengan Pemerintah Kabupaten Gresik, sebab peristiwa serupa sudah terjadi dalam kurun waktu 10 tahun.

"Kami koordinasikan dengan teman-teman Pemkab Gresik, seperti yang di Lakarsantri juga kami koordinasi sehingga bisa direduksi untuk efeknya," kata dia.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024